SEKATO.ID – Sebagian orang pasti pernah mendengar istilah blockchain. Tetapi mungkin ada yang tidak tahu apa itu blockchain dan mengapa sekarang begitu populer.
Bitcoin dan mata uang kripto lainnya didasarkan pada blockchain yang berisi buku besar publik dari semua transaksi di jaringan Bitcoin. Jadi meski bentuknya seperti aset, Bitcoin tidak memiliki bentuk fisik.
Perusahaan seperti Amazon, Facebook, IBM percaya bahwa teknologi blockchain pada awalnya dapat melacak pengiriman, menyimpan data dengan lebih efisien. Blockchain pada dasarnya adalah sistem penyimpanan digital publik yang tidak dapat diubah. Begitu seseorang melakukan transaksi, itu tidak dapat diubah dengan mudah.
Dalam sistem keuangan, untuk menjamin tidak ada uang yang hilang, maka semua transaksi perpindahan uang dicatat dalam sebuah buku besar (general ledger).
Dikutip dari CNN Indonesia, dengan sistem ini maka hanya ada ‘satu’ buku besar yang dikelola oleh penyedia platform, sebagai rujukan tunggal oleh pihak-pihak yang bertransaksi.
Blockchain terdiri dari dua kata, yakni block yang artinya kelompok dan chain yang artinya rantai. Singkatnya, hal ini mencerminkan cara kerja blockchain yang memanfaatkan resource komputer untuk menghubungkan blok-blok dan mengeksekusi transaksi.
Data ini disimpan di banyak komputer, tidak dapat diubah dan tidak dapat diretas.
Keuntungan terbesar dari blockchain publik adalah informasi tidak dapat benar-benar diubah setelah dicatat. Ada catatan permanen, dan karena buku besar dipegang oleh banyak entitas, hampir tidak mungkin untuk diretas. Itu membuat blockchain ideal untuk Bitcoin dan cryptocurrency lainnya.
Teknologi pada blockchain sudah terdesentralisasi, jadi tidak ada otoritas yang memiliki kendali penuh, melainkan terpecah ke setiap komputer yang sudah diinstal perangkat lunak.
Sejarah singkat blockchain
Orang di belakang teknologi blckchain yang diciptakan bersama bitcoin menggunakan nama samaran Satoshi Nakamoto. Pada tahun 2009 Nakamoto, seorang tokoh misterius menginginkan sarana terdesentralisasi, permanen, dan dapat digunakan publik untuk merekam pembuatan dan distribusi setiap bitcoin.
Mengutip dari Enterpreneur, sejauh ini orang sudah menambang lebih dari 18 juta dari jumlah total 21 juta bitcoin yang pernah ada. Setiap transaksi di Bitcoin telah dicatat di blockhain.
Meskipun Nakamoto merancang blockchain sebagai buku besar publik, tidak lama kemudian blockchain yang didukung izin yang dikendalikan oleh perusahaan atau grup tertentu muncul. Blockchain legal digagas oleh Nicholas Weaver, peneliti senior di The International Computer Science Institute.
Perusahaan juga menggunakan blockchain untuk melakukan berbagai hal, seperti mengelola informasi farmasi, melacak pengiriman barang dan melacak asal muasal makanan.
Catherine Tucker, seorang profesor di MIT Sloan School of Management, melihat potensi luar biasa dalam teknologi blockchain. Ia melihat blockchain paling berguna untuk mengelola mata uang digital dan melacak data kesehatan dan asuransi.
Tucker mengatakan hal penting yang harus diingat oleh para pengadopsi teknologi blockchain bahwa teknologi tersebut sedang ‘berkembang’ dan perusahaan tidak boleh hanya menerima teknologi tersebut begitu saja.
Ia menilai perusahaan harus memastikan bahwa harus benar-benar membutuhkan teknologi tersebut dan beradaptasi dengan perubahan, seiring perkembangan zaman.
Discussion about this post