SEKATO.ID – Aqsa Mahmood merupakan warga Inggris Raya dari Glasgow karena menjadi wanita Inggris pertama yang menyelinap ke wilayah Daesh di usia 20 tahun sebagai simpatisan ISIS.
Dilansir dari Tribunnews.com, gadis kelahiran Glasgow tersebut adalah putri dari keluarga pengusaha kaya. Ia juga siswa dari sekolah top. Keluarga Aqsa merupakan perantauan dari Pakistan. Sang Ayah, membangun kerajaan bisnisnya setelah mereka hijrah ke Skotlandia. Setibanya di Skotlandia, Aqsa dikirim ke Sekolah Eksklusif Craigholme, dan tinggal di asrama.
Teman-temannya ingat, Aqsa adalah gadis yang suka berdandan, membeli pakaian, dan suka bergosip. Sementara keluarga Aqsa, diyakini banyak pihak tak mengetahui sang anak memiliki niat kabur dan bergabung dengan kelompok teroris biadab tersebut. Aqsa bahkan memilih menikah dengan militan ISIS. Keluarganya sontak merasa dikhianati.
Sementara itu dikutip dari pemberitaan Kompas.com yang tayang September 2014, orang tua Aqsa, Khalida Mahmood dan Muzaffar Mahmood, terkejut mengetahui putri mereka, Aqsa, menjadi radikal. Seperti orang kebingungan, orang tua Aqsa menginginkan anaknya pulang. Mereka mengetahui keberadaan Aqsa melalui cuitan radikalnya di Twitter. Aqsa meminta kepada muslim di Inggris untuk melakukan lagi serangan teroris seperti yang terjadi di Woolwich dan Amerika Serikat.
“Kalau kalian tak bisa ke medan perang (Suriah dan Irak), maka buatlah medan perang kalian sendiri,” tulis Aqsa di Twitternya, seperti yang dilansir Dialymail.com, Selasa (2/9/2014).
Aqsa diketahui kabur ke Suriah melalui Turki, dan dilaporkan hilang oleh keluarganya.
Dalam pernyataan yang dibacakan pengacara, Khalida dan Muzaffar Mahmood mengatakan,
Kami tetap mencintaimu Aqsa namun kini harus memprioritaskan keluarga dan saudara-saudaramu karena kau mengkhianati kami, komunitas kami, dan warga Skotlandia ketika kau mengambil langkah tersebut. Kamu sudah merobek hati kami dan mengubah hidup kami selamanya. Mohon segera pulang. Jika putri kami, yang memiliki semua kesempatan untuk kebebasan dalam hidupnya bisa menjadi radikal dari kamar tidurnya, maka itu bisa juga terjadi di semua keluargaIbu Aqsa, tak berhenti menangis saat pernyataan tersebut dibacakan.
Ia diyakini berperan dalam merekrut empat gadis remaja untuk mengikuti jejaknya.
Tahun 2015, PBB menempatkan Aqsa Mahmood ke dalam daftar sanksi khusus sebagai orang yang memiliki hubungan dengan Al Qaeda. Aqsa Mahmood diyakini meninggal pada Februari 2019 di medan perang sebagai teroris ISIS.
Discussion about this post