SATU wacana yang terus di ruang publik adalah adalah demokrasi. Demokrasi sering dikaitkan dengan kesejahteraan suatu negara. Demokrasi dianggap sebagai obat mujarab untuk mencapai negara yang sejahtera. Menurut saya itu keliru.
Demokrasi adalah obat untuk mengobati abuse of power karena demokrasi pada hakikatnya adalah alat untuk membatasi kekuasaan negara. Mirip dengan rule of law, beda nya demokrasi akan mengarahkan kebijakan suatu negara yang mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas bukan segelintir elit dan oligarchas tapi bukan untuk mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan suatu negara dicapai dengan birokrasi.
Ibarat sebuah mobil, birokrasi adalah mesin. Mesin mobil yang butut tidak akan membawa pengendara kemana-mana. Mesin itu harus kirim ke bengkel dan diperbaiki. Karena birokrasi adalah mesin maka seharusnya birokrasi tidak memiliki tujuan, tujuan ditentukan oleh si pengendara. Pengendara itu adalah para politisi yang dipilih oleh Rakyat.
Melalui birokrasi lah Negara bisa melayani publik mulai dari menyediakan pendidikan, kesejahteraan, meregulasi informasi dan eksternalitas, dan public goods lainya.
Salah satu negara yang memiliki mesin birokrasi yang “bandel” adalah Jerman. Jerman zaman kerajaan yakni Prussia sudah memiliki mesin birokrasi yang bagus sejak zaman dulu. Bahkan seorang raja Prussia saking bagusnya birokrasi di Prussia, birokrasi menjadi alat yang bisa membatasi kekuasaan raja yang memiliki kekuasaan absolut.
Berbeda dengan inggris di mana pembatasan kekuasaan seorang diktator pada waktu itu adalah parlemen, di Prussia yang membatasi diktator di sana adalah birkorasi yang terinstitusionalisasi dengan baik.
Birokrasi bisa membatasi kekuasaan seorang dikatator yang absolutist, bagaimana caranya? , walaupun penguasa Prussia tetap kebal hukum akan tetapi karena seorang raja mengekspresikan kekuasaanya melalui birokrasi yang terkungkung oleh hukum, maka para birokrat yang ada di bawahnya lah yang bisa menggagalkan kemauan atau membatasi kekuasaan seseorang penguasa
Prussia bisa mengembangkan birokrasi yang kompeten karena ada perang yang tidak berhenti selama 30 tahun di prussia. Negara yang sedang perang akan memilih birokrat yang memiliki kompetensi untuk bertahan hidup. War makes State, State makes war. Perang akan membentuk negara, negara akan membentuk perang. Perang akan memaksa negara untuk memilih birokrat yang kompeten, jika memilih birokrat atas dasar nepotisme maka bisa kalah perang.
Jerman dikenal memiliki birokrasi yang paling kuat dan tahan banting. Penyebab utama nya adalah karena otonomi yang diberikan ke birokrasi sangat besar sehingga jabatan-jabatan yang ada di birokrasi di Jerman tidak diobral ke partai politik. Ketika pimpinan politik dari sebuah negara hancur, mulai dari Prussia, Weimar Republic, German Empire, sampai Nazi Jerman birokrasi remains intact.
Birokrasi yang memiliki otonomi yang berlebihan tentunya berbahya karena bisa punya agenda sendiri. Oleh karena itu penting untuk memberikan political appointments di posisi pucuk sebagai principial. Namun jangan mengoyak semua birokrat diobral ke partai politik.
*Penulis adalah seorang anggota DPRD DKI Jakarta
Discussion about this post