SEKATO.ID | JAKARTA – Perkuat Data hingga persiapan sensus pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS) mengusulkan anggaran belanja di tahun depan mencapai Rp 4,69 triliun. Angka ini turun tipis 1,26 persen dibandingkan tahun ini yang sebesar Rp 4,75 triliun.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, anggaran tahun depan tersebut akan terbagi untuk dua program, yakni dukungan manajemen Rp 3,05 triliun serta penyediaan dan pelayanan informasi statistik (PPIS) Rp 1,63 triliun.
“Untuk tahun depan pagu indikatif kami usulkan Rp 4,69 triliun, ini untuk dua program dukungan manajemen dan PPIS,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (08/06/21).
Suhariyanto melanjutkan, ada beberapa program yang akan dilakukan BPS di tahun depan. Di antaranya pengumpulan data berbagai indikator strategis mulai dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, kemiskinan, ekspor-impor; proyeksi penduduk hingga 2050; perubahan tahun dasar inflasi untuk survei biaya hidup; hingga persiapan sensus pertanian 2023.
“Di tahun 2023, Indonesia harus melakukan sensus pertanian yang ketujuh. Di tahun 2022, kami akan melakukan persiapan, pengadaan instrumen, gladi bersih pencacahan lanskap,” jelasnya.
Untuk persiapan sensus pertanian, anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 611,71 miliar, survei produktivitas tanaman pangan mencapai Rp 45,1 miliar, hingga penyusunan tourism satelite account sebesar Rp 1,32 miliar.
Sementara program pendataan wisatawan nusantara hingga pengembangan data statistik e-commerce tidak dilakukan di tahun depan karena telah dikerjakan tahun ini.
“Pelatihan dilakukan secara online untu efisiensi biaya dan menghindari pandemi COVID-19, pembinaan workshop dan rekonsiliasi dilakukan online. Pendataan offline hanya untuk wilayah yang memang susah dijangkau layanan internet,” tambahnya.
Sumber: Kumparan
Discussion about this post