SEKATO.ID | JAMBI- Berlatar belakang kompleksitas pembangunan ekonomi yang tak bisa terpisahkan dengan isu rusaknya lahan dan kemiskinan masyarakat setempat serta konflik tenurial, Universitas Jambi melalui Pusat Studi Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (PS PPKD) menggelar kegiatan Workshop Penelitian di salah satu Hotel dibilangan Kebun Jeruk, Kota Jambi, Selasa siang (19/4).
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor Perencanaan Kerjasama dan Sistem Informasi, Prof. Dr. rer.nat. Rayandra Asyhar, M.Si, Ketua LPPM Universitas Jambi Dr. Ade Oktavia MM, Perwakilan dari 13 Pusat Studi di Universitas Jambi, Delegasi Pemerintah Provinsi Jambi serta NGO riset lingkungan dan humaniora, serta secara daring workshop juga diikuti puluhan peserta dari dalam dan luar negeri.
Adapun dalam workshop tersebut peserta membahas beberapa kajian terkait seperti Returning Ecological Balance in Traditional Agroforest Economies, Harnessing Local Wisdom, Digitalization and Big Data: Case Study on Village Forest Landscape in Merangin District, Jambi Province, Indonesia yang dikupas langsung oleh Candra Kirana, Dosen UI sekaligus pimpinan Sekar Kawung Fondation dan turut dibantu dalam paparan oleh Dr.Muhammad Riswansyah, Koordinator PS PPKD.
Kemudian topik How to Build International Research and Collaboration Connection yang dikupas oleh Dr. Moch. Indrawan. Saat ini beliau merupakan Research Saintist on Reseach Center for Climate Change, University of Indonesia.
Dalam paparannya, Citra Kirana menerangkan berbagai pengalaman penelitiannya di salah satu desa yang ada di kabupaten Merangin. Ia mengaku sangat terkesan dengan kebiasaan masyarakat sekitar dan pada penelitiannya ia juga menemukan bahwa ada ilmu kuno yang mengajarkan bagaimana hidup berdampingan alam.
“Saya dan tim pun berusaha menyelami kembali kearifan lokal yang pernah ada disana, dimana para nenek moyang mereka secara turun temurun mengelola hutan adat yang ada didesa mereka. Dari sana mereka bisa beradaptasi dengan banyaknya stok tumbuhan pangan yang melimpah,” ujar Citra dalam keterangan tertulis yang diterima Sekato.id, Sabtu (23/04/2022).
Sementara Dr.Moch Indrawan lebih menekankan tentang kolaborasi riset. Menurutnya, banyak sekali peluang-peluang funding riset yang bisa membantu para akademisi dan ilmuan ditanah air dalam memecahkan masalah melalui pendekatan riset baik dalam negeri maupun dunia internasional.
“Riset tentang local wisdom dari Merangin ini belum usai. Riset direncanakan akan terus berlangsung hingga 2024, seiring dengan banyaknya data yang harus digali sedetil mungkin dan sekomplit mungkin,” ujarnya.
Kemudian, salah satu koordinator pusat studi hukum Universitas Jambi, Dr. Dony Yusra juga menyimpulkan urgensi hukum adat yang harus kian diperkuat untuk masalah lingkungan.
“terbukti yang mampu menjaga alam (hutan) adalah hukum adat dan orang-orang adat itu sendiri. hukum positif tidak sanggup untuk menjaganya” pungkas Dony. (HP)
Discussion about this post