SEKATO | JAMBI – Dosen Universitas Jambi (UNJA) Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) , Uce Lestari berhasil melakukan penelitian mengenai limbah sawit jantan dengan menghasilan produk berupa ‘Repellent Spray’. Ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian dan PKM di Kelurahan Tanjung Johor, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi mengenai Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).
Produk Repellent Spray sendiri memiliki manfaat sebagai penolak terhadap nyamuk. Uce mengatakan bahwa penelitiannya tersebut merupakan bagian dari program pengabdiannya sebagai seorang dosen UNJA.
“Kita sebagai dosen itu dituntut untuk melakukan penelitian, minimal dua kali dalam setahun. Dengan banyaknya perkebunan tentu ada limbah yang tidak bisa di manfaatkan, nah di situlah saya melakukan penelitian agar limbah sawit memiliki nilai ekonomi. Selain ini ada juga penelitian bunga butelang yang sudah lolos Dikti,” ungkapnya dikutip laman resmi Universitas Jambi, Selasa (11/10).
Uce juga menjelaskan bahwa bunga sawit jantan tidak dapat berkembang secara sempurna menjadi buah, sehingga bunga sawit jantan akan gugur dan terbuang. Namun, bunga sawit jantan banyak mengandung senyawa estragole yang memiliki aroma khas yang menyengat, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati yang digunakan untuk membunuh atau anti nyamuk dan serangga (repellent). Berdasarkan hal tersebut, dalam pemanfaatan limbah bunga sawit jantan, Uce menformulasikannya dalam bentuk repelan spray anti nyamuk.
“Saat ini belum ada ditemukan repelan spray ekstrak etanol cair bunga sawit jantan dipasaran. Ada pun tujuan dari penelitian ini ialah menemukan formula repelan spray ekstrak etanol cair bunga sawit jantan yang memiliki sifat fisik baik, stabil pada penyimpanan serta memiliki aktivitas sebagai penolak nyamuk secara alami serta aman dalam hal penggunaanya,” ungkapnya.
Setelah dilakukan evaluasi sifat fisik dan uji proteksi terhadap nyamuk, hasil uji proteksi repellent spray ekstrak etanol cair bunga sawit jantan terhadap nyamuk bahwa FIII dengan konsentrasi 15 persen ditemukan bahwa hanya satu ekor nyamuk yang hinggap dari 25 ekor nyamuk, dibandingkan dengan formula lainnya. Sedangkan kontrol positifnya adalah tidak ada nyamuk yang hinggap, sehingga dapat disimpulkan bahwa FIII merupakan repelan spray anti nyamuk yang memiliki aktivitas yang sangat kuat sebagai penolak terhadap nyamuk.
Terakhir, Uce berharap hasil temuannya tersebut tidak hanya sebatas penelitian saja, tapi akan dibuatkan merek dagang dan legalisasinya agar bisa dipasarkan.
“Saat ini hasil penelitian baru sebatas prototipe. Ke depanya, kita akan buat merek dan legalisasinya sehingga bisa di manfaatkan masyarakat,” pungkasnya.
Discussion about this post