SEKATO.ID | KUALATUNGKAL – Malwinsyah, warga Jalan Parit 9 RT 15, Dusun Makmur, Desa Tungkal I, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) memiliki perkebunan anggur yang bisa langsung dipetik. Soal rasa pun tidak kalah dengan impor.
Sang pemilik kebun anggur Malwinsyah mengatakan, dirinya mulai berkebun anggur sejak tahun 2001. Berawal dari hobi, kini ia mampu memenuhi kebutuhan anak dari penghasilannya tersebut.
“Awalnya dari hobi karena anak suka dengan anggur. Sudah 20 tahun menekuni ini,” katanya, Rabu (24/3/2021).
Selama 20 tahun menjalani perkebunan ini, berbagai macam rintangan telah ia hadapi. Mulai dari kehabisan modal sampai harus terpaksa menjual motor idamannya demi mendapatkan bibit anggur keinginan.
“Menjual sepeda motor sebanyak tiga unit. Motor, Tiger, King, dan Supra X125 saya jual,” mengenang.
Tidak hanya itu, beberapa kali ia tertipu pembelian bibit anggur. Dari total 36 jenis bibit yang diteliti di laboratorium, hanya 11 varietas dapat dibudidayakan sesuai iklim dan kondisi tanah di Kuala tungkal.
“Itu pun harus dilakukan modifikasi lagi seperti stek dan lainnya,” ujarnya menambahkan.
Ketekunannya ini sempat mendapat cibiran dari berbagai pihak. Dengan semangat pantang menyerah. Justru ia dijadikan motivasi bagi dirinya sendiri untuk terus bangkit.
“Karena disini tanahnya asin, banyak orang yang tidak yakin anggur bisa hidup,” ungkapnya.
Dari 11 varietas, ia merekomendasikan dua jenis anggur yang cocok untuk dibudidayakan yakni. jenis Jupiter dan Ninel.
“Dua ini jenis paling direkomendasikan,” sebutnya.
Kini tanaman anggurnya banjir pesanan bahkan pembelinya sampai di Negeri Jiran, Malaysia. Dia menjual satu bibit sampai harga Rp 350 ribu.
“Banyak yang pesan bibit ke kita dengan garansi perawatannya. Kita rawat selama 25 hari baru nanti di ambil,” ucapnya.
Soal rasa, anggur miliknya lebih manis dan lebih besar. Dalam satu rumpun mampu menghasilkan sekitar 50 kg buah.
“Beratnya per rumpun 3 gram bisa satu kilo tergantung kita yang atur buah nya. Dalam satu pohon tersebut rata-rata mampu menghasilkan sekitar 50 kg buah anggur. Jadi ada 11 pohon yang ada ini tinggal kalikan,” tuturnya.
Masa panen anggur memakan waktu 135 bulan. Selama itu, diberi perawatan khusus agar buah tetap baik dan berkualitas.
“Ada pupuk organik, anorganik dan pupuk seperti kotoran kambing lainnya,” jelasnya.
Penghasilan kebun anggur miliknya memang belum memberi keuntungan signifikan, namun ia tetap merasa puas.
“Kalau dari buah saja ada sekitar Rp1,5 juta perbulan belum lagi bibit yang terjual. Pupuk dan obat hama nya yang kita jual,” tandasnya.
Discussion about this post