SEKATO | JAKARTA – Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim sebelumnya mengatakan akan mengubah sistem seleksi untuk masuk perguruan tinggi dengan menghapus tes materi pelajaran di Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Menurut Nadiem, Perubahan itu dilakukan karena beberapa faktor banyaknya mata pelajaran yang diujikan membuat peserta didik harus banyak menghafal dan membebankan orang tua. Siswa diikutkan berbagai macam bimbingan belajar untuk mengejar materi yang diujikan di SBMPTN sehingga menyebabkan adanya kesenjangan bagi peserta didik dari keluarga tak mampu yang tak bisa mengikuti bimbingan belajar
selain itu, Nadiem mengatakan banyaknya materi yang diujikan juga membuat guru jadi kejar tayang untuk menuntaskan materi.
Untuk itu, kata Nadiem, ke depannya tes seleksi SBMPTN akan berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. “Kali ini berbeda. Dalam seleksi ini, tidak ada lagi tes mata pelajaran, tetapi hanya tes skolastik,” katanya dikutip dari Tempo.co. Rabu, (7/22).
Tes skolastik akan mengukur empat hal yaitu potensi kognitif, penalaran Matematika, literasi dalam Bahasa Indonesia, dan literasi dalam Bahasa Inggris. (dar)
Discussion about this post