SEKATO.ID | JAKARTA — Sebanyak 275.811 ton beras belum tersalurkan dari jumlah tersebut terdapat 106.642 ton di antaranya merupakan beras turun mutu stok tersebut merupakan pengadaan impor tahun 2018 lalu.
Ditahun ini pemerintah sempat merencanakan untuk mengimpor 1 juta ton beras. Terkait hal itu Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) telah menghadap Presiden Jokowi
“Kami sudah lapor ke presiden saat itu, beras impor kami saat Maret tahun lalu (stoknya) 900 ribu ton sisa dari 1,7 juta ton, sekian juta ton beras impor, jadi sudah menahun kondisinya,”katanya, berita ini sudah diterbitkan di finance.detik.com dengan judul “Buwas Lapor ke Jokowi, Ratusan Ribu Ton Beras Impor Tak Terpakai.”
Beras turun mutu itu, kata Buwas sebenarnya masih layak pakai, akan tetapi harus dicampur dengan beras dalam negeri demi mempertahankan kualitas berasnya.
“Layak pakai tapi harus di-mix dengan beras dari dalam negeri,” katanya.
Namun, cara mencampur beras impor dan dalam negeri itu memerlukan waktu lebih panjang. Untuk itu, penyalurannya pun jadi lebih lambat. Penyebab lain, beras impor kurang terserap di masyarakat adalah karena rasanya kurang cocok di lidah orang Indonesia.
“Permasalahannya ada kesalahan saat impor lalu rata-rata taste-nya pera, nggak sesuai dengan taste masyarakat kita, sehingga jadi permasalahan,” tandasnya.
Discussion about this post