SEKATO.ID | JAMBI – UEFA tidak menyerah begitu saja dan terus melawan upaya ketiga klub top Eropa tersebut yang ingin membentuk Liga Super.
Perseteruan antara UEFA dan tiga klub raksasa, Real Madrid, Barcelona dan Juventus terkair Liga Super Eropa memasuki babak baru.
Rencana untuk menggulirkan Liga Super sebagai tandingan Liga Champions digagas oleh ketiga klub tersebut, dengan mengajak sembilan klub papan atas Eropa lainnya dari tiga negara berbeda dikumandangkan pada April tahun lalu.
Hanya saja, setelah mendapat reaksi negatif dn ancaman sanksi dari UEFA, beberapa klub dari Inggris, Spanyol dan Italia yang awalnya bersemangat akhirnya mengundurkan diri.
Banding diterima, UEFA bisa jatuhkan sanksi
Praktis hanya tersisa Madrid, Barca dan Juve yang tetap ngotot untuk menggulirkan Liga Super, yang mereka yakini bisa menyelamatkan finansial klub terutama setelah kena pukulan akibat pandemi COVID-19.
UEFA sebenarnya sudah memiliki niatan untuk menghentikan langkah ketiga klub tersebut yang digawangi oleh presiden mereka, Florentino Perez, Joan Laporta dan Andrea Agnelli, dengan menjatuhkan sanksi.
Akan tetapi, UEFA tidak bisa melakukan hal tersebut karena adanya larangan menjatuhkan sanksi usai kalah dalam proses peradilan sebelumnya pada Juli tahun lalu.
UEFA lantas mengajukan banding atas kekalahan mereka dan pada Kamis (21/4), Pengadilan Madrid telah menerima banding mereka yang berarti kini badan pengatur sepakbola Eropa itu mendapat lampu hijau untuk bisa menghukum Madrid, Barca dan Juve kapan pun.
Hukuman apa yang bisa diterima Madrid, Barca dan Juve?
Sejauh ini belum ada rilis mau pun keterangan resmi dari pihak UEFA mengenai bentuk hukuman yang bisa mereka jatuhkan kepada ketiga klub raksasa Eropa tersebut.
Namun, laman Football Italia memprediksi beberapa kemungkinan sanksi yang bisa diterbitkan oleh UEFA.
Pertama adalah berupa denda dengan nilai yang sangat besar, yang bisa mencapai €100 juta sesuai yang diusulkan UEFA dalam Deklarasi Komitmen Klub dan telah ditandatangani sembilan mantan peserta Liga Super.
Kedua dan cukup berat, adalah larangan berpartisipasi di kompetisi Eropa selama satu atau dua tahun. Hanya saja, kecil kemungkinan untuk menjatuhkan sanksi ini karena berpotensi semakin memanaskan situasi dan mendapat resistensi dari para suporter.
Yang terakhir, bisa dikatakan paling ringan, adalah pemotongan pemasukan dari kompetisi Eropa sekitar lima persen.
Sumber: goal.com
Discussion about this post