SEKATO.ID | KOTA JAMBI – Nama koordinator komunitas Sahabat 1001 Tahfizh, Ustadz Dr Miptahuttoriq S.,Sy., MA Al Hafizh kini memang mulai familiar di telinga masyarakat Kota Jambi. Wajar saja, selain aktif berbagi Al Quran, Ustadz Toriq –sapaan akrabnya– juga gencar mengajak kaum milenial yang ingin berhijrah dan menyatukannya dalam wadah komunitas Hijarah Milenial.
Sebelum aktif dalam berbagai kegiatan dan menjadi Mudir di Ponpes Qoryatulhuffazh, Ustadz Toriq ternyata juga banyak melewati berbagai kerikil tajam saat masih menimba ilmu dalam konsentrasi menghafal Al Quran.
Beratnya menghafal Al Quran beserta kuliah, rupanya tidak lantas membuat suami dari Rosmayantika S.,Ud Hafizha patah semangat. Terkurasnya energi dan pikiran saat menghafal satu persatu ayat dalam ayat suci Al Quran malah membuatnya semakin gigih dan bersemangat.
Ustadz Toriq sadar, jauh sebelum dirinya menimba ilmu di pondok dan di bangku kuliah, ayahnya mendiang H Umar Jayo sudah terlebih dahulu memotivasinya untuk belajar Al Quran. Dalam mendidik agama, khususnya Al Quran dan salat, ayahnya sangat keras serta tidak segan-segan memukul jika Ustadz Toriq kecil lalai dalam salat dan mengaji.
Keluarganya memang dikenal sebagai keluarga religius. Mendiang H Umar Jayo diketahui merupakan salah satu ulama di Kota Jambi.
Sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, Ustadz Toriq dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.
Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan Ustadz Toriq menyadari itu sebagai kebutuhannya sendiri. Hingga akhirnya, di usia 24 tahun, dengan izin Allah SWT, Ustadz Toriq berhasil menghafal 30 juz Al-Quran di Perguruan Tinggi Ilmu Quran dan secara tidak langsung menyelesaikan studi strata 1 (S1).
Setelah berhasil meraih mimpinya menjadi Hafizh Al Quran di tahun 2012, Ustadz Toriq lantas melanjutkan study strata 2. Gelar Magister Agama (MA) dari Perguruan Tinggi Ilmu Quran melekat dibelakang namanya pada tahun 2014.
Tidak berhenti sampai disitu, Ustadz Toriq kemudian kembali melanjutkan pendidikannya ke jenjang strata 3. Kali ini, Ustadz Toriq memilih terbang ke Negeri Jiran untuk menuntut ilmu di University Kebangsaan Malaysia.
Di negeri yang dipimpin seorang Raja ini, Ustad Toriq juga dipercaya menjadi imam dibeberapa masjid. Ustadz Toriq juga diminta untuk menjadi guru mengaji.
Selama kurang lebih sekitar lima tahun, ia mendapatkan gelar doktor. Pasca selesai kuliah S3, Ustadz Toriq sempat diminta mengajar disalah satu Universitas ternama di Malaysia
Tidak berapa lama mengajar di Malaysia, Ustadz Toriq memilih memutuskan pulang ke tanah kelahirannya Kota Jambi, Indonesia. Meskipun mendapat gaji yang lumayan besar, tekad besar lalu mengantar Ustadz Toriq kembali.
Tidak banyak alasan kepulangan Ustadz Toriq, salah satunya adalah ingin mengabdi dan berbuat untuk masyarakat di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Harapanya, dengan ilmu hafizh Quran yang didapatnya bisa diajarkan kepada anak-anak sehingga semakin banyak hafizh-hafizha baru bermunculan di tanah Jambi yang sangat dicintainya.
Kini, Ustadz Toriq memimpin dan mendidik santri dan santriwati di Pondok Pesantren Qoryatulhuffazh yang terletak di Lorong Delima, RT 29, Kelurahan Simpang Tiga Sipin, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi.

Curiculum Vitae
Nama: Dr. M. Miptahuttoriq S.Sy MA al-Hafizh
Istri: Rosmayantika S.ud Hafizha
Anak-anak:
- Sulthan Fatih Attoriq
- Omar Faruq Attoriq (Alm)
Pendidikan:
- Ponpes Saadatuddaren 2002-2007
- Ponpes M. Thoha al-Fasniy 2007-2008
- Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an 2008-2012 Strata 1
- Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an 2012-2014 Strata 2
- Universiti Kebangsaan Malaysia Strata 3
Pengalaman Organisasi:
- Sekjen Fumas (Forum Mahasiswa Sumatra) 2010
- Sekjen KMA (Keluarga Mahasiswa & Alumni) Jambi
- Wakil Ketua MUI Kota Jambi
- Mudir Ponpes Qoryatulhuffazh
- Koordinator Sahabat 1001 Tahfizh
Discussion about this post