SEKATO | JAKARTA – Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan, meski sudah ada kasus pertama cacar monyet di Indonesia, kita harus tetap tenang tapi meningkatkan kewaspadaan. “Baiknya untuk kita tetap tenang, karena ini penyakit yang gejalanya ringan tidak seperti Covid-19,” kata Syahril dalam Konferensi Pers (Konpers) Kemenkes, Sabtu (20/8/2022). Syahril menjelaskan, pada dasarnya infeksi cacar monyet memang bersifat ringan dan bisa sembuh sendiri, jika gejala berupa lesi-lesi atau ruam-ruam yang ada telah berhasil pecah sendiri.
“Treatment yang dilakukan yaitu dengan karena ini virus, biasanya sembuh sendiri, kalau tidak ada komorbid dan infeksi sekunder, biasanya akan sembuh sendiri saat lesi itu pecah,” jelasnya. “Namun, yang kita fokuskan saat ini adalah jangan sampai ada penularan dengan adanya kasus ini,” tambahnya. Ia menambahkan, saat ini kematian akibat infeksi cacar monyet di dunia hanya sekitar 1 persen dari seluruh jumlah kasus. Hal ini berbeda dengan kondisi kematian akibat Covid-19 yang mencapai lebih dari 10 persen dari total kasus infeksi yang ada.
Tindakan dan himbauan Kemenkes Syahril mengatakan, dengan adanya kasus ini, perlu dilakukan surveilas atau menelusuri kontak erat, terhadap orang-orang yang pernah kontak erat dengan pasien.
Seluruh maskapai penerbangan juga diminta untuk meningkatkan himbauan dan kewaspadaan jika penumpangnya itu mempunyai gejala menyerupai penyakit cacar monyet. “Kami juga ingin mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan meningkatkan protokol kesehatan,” ujarnya.
“Protokol kesehatan ini penting tidak hanya untuk Covid-19, tapi seluruh penyakit menular lainnya,” tambahnya. Penularan monkeypox ini yang paling utama terjadi melalui kontak langsung, seperti bersalaman, berpelukan, tidur bersama, atau kontak dengan benda-benda di sekitar pasien, baik itu selimut, handuk, peralatan makan dan mandi, serta lain sebagainya. Kemenkes telah memberikan panduan atau pedoman kepada puskesmas atau seluruh petugas kesehatan terhadap potensi risiko kecurigaan kasus cacar monyet ini. “Kita sudah memberikan informasi dan edukasi kepada seluruh fasilitas kesehatan mengenai penyakit in,” kata dia.
Tentang pasien pertama cacar monyet Sebagai informasi, kasus pertama cacar monyet ini dialami oleh seorang Warga Negara Indonesia (WNI) laki-laki yang baru pulang dari perjalanan luar negeri. “Laki-laki ini baru pulang dari bepergian luar negeri yang termasuk dari 89 negara yang sudah melaporkan kasus cacar monyet saat ini,” kata Syahril. Laki-laki tersebut baru pulang ke Jakarta, Indonesia pada tanggal 8 Agustus 2022. Ia merasakan gejala demam pada tanggal 14 Agustus 2022.
Kemudian pada tanggal 16 Agustus 2022, gejalanya bertambah menjadi lesi atau ruam-ruam di tangan, kaki, dan organ genitalia, serta pembesaran kelenjar limfa. Pada tanggal 18 Agustus 2022, petugas medis baru mengambil sampel lesi pada laki-laki tersebut untuk dilakukan tes PCR, yang hasilnya didapatkan positif cacar monyet pada 19 Agustus 2022 malam. Diduga kuat, laki-laki ini terinfeksi cacar monyet saat berada di luar negeri karena tanpa sadar terjadi kontak erat dengan orang atau benda yang terkonfirmasi virus penyebab monkeypox ini.
KOMPAS
Discussion about this post