SEKATO.ID – Setelah dilantik menjadi Bupati Batanghari Januari lalu, M. Fadhil Arief menyampaikan pidato pertamanya dalam acara Rapat Paripurna di Gedung DPRD, Selasa, (9/3).
Dilansir dari jambi.antaranews.com, ia memaparkan ingin menyehatkan lagi APBD Batanghari yang terdampak defisit pada tahun anggaran 2020 lalu. Defisit APBD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari diketahui mencapai Rp 91 miliar lebih menjadi beban berat tahun anggaran selanjutnya. Sebab pada tahun anggaran 2021, jumlah tersebut harus tetap dibayar.
Fadhil menilai tidak cermatnya penyusunan target pendapatan daerah menjadi salah satu penyebabnya. Baik itu berasal dari dana transfer pemerintah pusat dan provinsi maupun pendapatan asli daerah (PAD).
“Kalau teman-teman menyebutnya dalam istilah tunda bayar. Tetapi sewaktu saya menjabat sebagai sekretaris daerah (sekda) dulu, saya menyebutnya gagal bayar. Karena sudah dianggarkan tetapi tidak mampu untuk membayar,” jelas Fadhil.
Apabila Pemkab melakukan rasionalisasi dan efisiensi anggaran, APBD Batanghari dapat normal kembali.
“Apabila kita mampu mendatangkan pendapatan baru senilai 164 miliar, maka normallah APBD kita. Walau hal ini sulit dijalankan dalam tahun anggaran berjalan. Maka jalan satu-satunya ialah rasionalisasi dan efisiensi anggaran,” ujarnya optimis.
Discussion about this post