Oleh: Ubaidillah (Peresensi)
MENJADI orangtua adalah hal terpenting dalam pernikahan selain hubungan pernikahan itu sendiri. Betapa tidak, setelah seseorang memutuskan untuk menikah, maka mendapat anak adalah hal pertama yang paling sering dicari oleh pasangan mana pun di dunia.
Pertanyaan ini pun sering muncul kala pertemuan keluarga dari sanak famili yang turut menunggu kehadiran si Buah Hati. Walaupun sebenarnya hal tersebut kebiasaan yang buruk, namun juga menunjukkan betapa mendapat anak dan menjadi orangtua penting dalam budaya kita orang Indonesia.
Biasanya calon orangtua akan sibuk setelah mengetahui bahwa sebentar lagi mereka akan memiliki bayi. Segala peralatan bayi dibeli semampu mungkin seperti dot, kasur hingga mainan. Bahkan, terkadang justru terkesan berlebihan. Semuanya itu tidak lain untuk mempersiapkan kehadiran Sang Buah Hati.
Tetapi ada satu hal yang sering dilupakan oleh banyak orang tua di Indonesia, yaitu pengetahuan cara mendidik anak yang baik dan benar, perencaranaan studi dan keuangan dan tak kalah penting tentang tumbuh kembang bayi pada masa golden age (1-5 tahun) yang sebenarnya lebih penting dari membeli peralatan-peralatan di atas.
Untuk itu Generos dan Hallo Bunda bekerja sama menerbitkan sebuah buku tentang informasi yang perlu diketahui oleh para orang tua dan calon orang tua terkait masa pertumbuhan anak. Buku tersebut berjudul Speech Delay dan Tumbuh Kembang Anak.
Buku yang diterbitkan oleh Quantum King Sulaiman ini kaya akan informasi yang kerap dianggap sepele oleh orang tua karena sudah umum terjadi seperti, keterlambatan bicara (speech delay).
Speech Delay adalah masalah yang paling dianggap umum karena banyak orangtua mengira bahwa anak akan bisa bicara dengan sendirinya. Padahal speech delay tidak sesederhana seorang anak yang sulit bicara karena anak memiliki kelemahan pada otak. Masalah speech delay bisa saja terjadi pada anak yang terlalu sering menggunakan gawai, yang mana ada interaksi yang menstimulus kemampuan bicara anak.
Keabaian orangtua terhadap anak yang mengidap speech delay bisa memengaruhi perkembangan anak. Anak yang mengidap speech delay cenderung akan tantrum, yaitu suatu kondisi di mana anak tersebut tidak mampu menyampaikan isi hatinya sehingga yang dilakukannya hanya nangis, marah hingga melompat-lompat.
Tidak hanya masalah speech delay, masalah lainnya juga termuat secara komprehensif di dalam buku kecil ini. Pada bab-bab selanjutnya dijelaskan tentang autisme, disabilitas intelektual, nutrisi, alergi dan diakhiri dengan kisah-kisah bunda yang berjuang dalam mendidik anaknya.
Yang membuat buku ini semakin menarik adalah cara penyampainnya berdasarkan tanya jawab pasien dengan dokter spesialis. Sehingga informasi yang di dapat terasa padat dan tidak berbelit-belit. Tidak hanya memberikan informasi tentang masalah yang sedang dihadapi, dokter terkait juga memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan jika mengahadapi anak dengan kondisi tertentu. Contohnya dapat dilihat pada pertanyaan berikut:
“Anak saya berusia satu tahun dan baru bisa babbling, apakah normal?” tanya seseorang kepada DR. Dr. R A Setyo Handryastuti, Sp.A(K) seorang dokter spesialis anak konsultan neurologi.
“Anak usia satu tahun tidak boleh dominan babbling,orang tua harus memperhatikan jika anak diajak berbicara apakah sudah mengerti, ketika anak dipanggil sudah merespons dan perkembangan bahasa reseptifnya sudah ada. Jika belum ada suku kata pertama minimal sudah ada kata yang dimengerti anak. Jika anak masih dominan babbling harus dibawa konsultasi.” kata DR. Setya menjawab pertanyaan tersebut singkat dan jelas.
Pada jawaban singkat tersebut sudah termuat informasi bagaimana seharusnya, masalah lalu solusi yang harus dilakukan orang tua jika menghadapi anak dengan kasus seperti demikian.
Demikianlah gambaran umum isi seluruh buku Speech Delay dan Tumbuh Kembang Anak. Dokter-dokter yang menjawab pertanyaannya pun bukan dokter sembarangan. Dokter-dokter tersebut memang ahli pada bidangnya dan sudah terbiasa menghadapi masalah tumbuh kembang anak.
Cocok Untuk Semua Orang Dewasa
Mungkin banyak yang merasa bahwa informasi terkait tumbuh kembang anak hanya dibutuhkan orang orang tua saja, bahkan sebagian orang merasa bahwa buku seperti ini hanya dibutuhkan oleh orang tua yang baru memiliki anak. Padahal seharusnya tidak ada batasan umur untuk informasi serperti ini terutama orang dewasa.
Buku ini cocok untuk anak muda yang belum menikah sebagai pengetahuan sebelum menikah. Untuk orang tua sudah tentu membutuhkan buku ini. Tidak hanya anak muda dan orang tua, sebenarnya buku ini juga harus dibaca oleh oma-oma dan opa-opa yang kerap dititipkan anak oleh orang tuanya.
Discussion about this post