SEKATO.ID, KOTA JAMBI | Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang didirikan oleh Hary Tanoesoedibjo sejak 8 Oktober 2014 tak jarang diisukan negatif di masyarakat.
Beberapa isu yang sering kita dengar antara lain menyoal anggapan bahwa partai Perindo adalah partainya orang China dan anti islam. Hal ini dikaitkan dengan profil sang ketua umum Hary Tanoesoedibjo dan jajaran pengurusnya yang berlatar belakang keturunan Chinese dan beragama non islam.
Hal tersebut membuat gatal telinga Ketua DPD Partai Perindo Muaro Jambi, H Karyadi. Ia secara gamblang menepis isu menyoal partainya.
“Siapa bilang Partai Perindo Partai China? Saya dari dulu urus Pondok Pesantren (Ponpes),” kata Karyadi kepada Sekato.id.
Ia menjelaskan, isu yang menerpa partai Perindo asal-asalan. Partai Perindo di Muaro Jambi mayoritas muslim dan menerima semua kalangan dari berbagai ras dan golongan. Bahkan kemarin Sabtu (22/01) Ponpes Sirojul Mukhlasin yang diurus Karyadi melakukan serah-terima rumah susun asrama santri di Desa Sungai Bertam, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi oleh Kepala Balai Perumahan Sumatera IV, Tambat Yulis kepada Pimpinan Pondok Pesantren, KH Maulana Nasir Muhammad Dihadiri langsung mantan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA).
“Rumah susun asrama santri itu juga inisiasi dari beliau (HBA) selaku perwakilan kita di komisi VIII DPR RI hingga dapat bantuan dari kementerian,” ujar Karyadi.
Sebagai salah seorang pengurus Ponpes Sirojul Mukhlasin, Karyadi fokus mengurusi umat melalui kegiatan positif.
“Ponpes Sirojul Mukhlasin sudah ada sejak 2008, saat itu diurus seadanya. Ketika saya menjadi pengurus Ponpes, kami menerapkan pondok pesantren semi modern. Jumlah santri di sini sudah 300 orang, tiap tahunnya mampu meluluskan 30 orang hafiz Qur’an. Mayoritas santri berasal dari keluarga kurang mampu,” jelas Karyadi.
Lebih lanjut, Karyadi mengajak masyarakat untuk cerdas dalam menilai. Tak semua yang tampak dipermukaan mewakili keadaan yang sebenarnya. Ia mengatakan tujuan semua partai politik sama, hanya latar belakang dan caranya saja yang berbeda. (ara)
Discussion about this post