SEKATO | JAMBI – Salah seorang Pakar dan Pelaku Seni Batik Tulis Jambi di kawasan Danau Sipin, Kota Jambi, Datuk Zainul Bahry berniat untuk melelang Batik Pintu Sultan dengan tujuan untuk kemaslahatan kesultanan dan Batik Tulis Jambi,
Melansir Laman Exposse.com, Batik Pintu Sultan merupakan hasil karya tangan dinginnya, pada Hari Pahlawan, 10 November 2021 lalu.
“Batik Pintu Sultan ini hanya ada dua, dan tak akan saya buat kembali. Karena ini merupakan inspirasi yang muncul seketika, dari kecintaan saya terhadap Batik Jambi dan Kesultanan Jambi”, ujar Datuk Zainul dikutip dari Exposse.com.
Batik Pintu Sultan sendiri dibuat di atas Kain Prima yang halus, dengan tinta lilin istimewa, yang disiapkan secara khusus oleh Datuk Zainal. Terangkai dalam bingkai yang berisi lukisan Aksara Arab, Trisula, Cincin Permaisuri Ratu Khadijah, dengan lukisan Cap Mohor Kerajaan Jambi di tengah-tengahnya.
Diselesaikan dalam Waktu Semalam
Batik Pintu Sultan tersebut diselesaikan oleh Datuk Zainul, setelah mendapat inspirasi pada Pameran yang berlangsung di kediaman Sultan Jambi, Sayyid Fuad bin Abdurrahman Baraqbah, di kawasan Sipin, Kota Jambi. Sultan Sayyid Fuad bin Abdurrahman Baraqbah, merupakan Sultan Jambi keturunan keempat dari Sultan Thaha Saifuddin, yang dinobatkan pada Kamis (28/7), di Graha Bandara Sultan Thaha.
Dalam pameran tersebut, Datuk Zainul terpaku pada bentuk Cap Mohor Kerajaan Jambi yang dipamerkan. Cap Mohor ini adalah Cap yang berhasil ditemukan para ahli sejarah dan dipajang dalam pameran, bersama Cincin Permaisuri Ratu Khadijah, serta beberapa benda peninggalan Kerajaan Jambi lainnya, seperti Trisula dari Jaman Majapahit dan lainnya. Hal ini dinilai Datuk Zainul sebagai tanda terbukanya kembali pintu Kesultanan Kerajaan Jambi.
Bahkan setelah mempelajari beberapa kisah sejarah, ternyata Kerajaan Jambi adalah merupakan sebagai acuan dari Kesultanan yang ada di seluruh nusantara. Hal ini tal bisa dibiarkan berlalu begitu saja.
Seketika, muncul keinginan kuat untuk mencurahkan apa yang ada di depan matanya dalam bentuk Batik Tulis. Dan seperti ada bimbingan kuat yang entah berasal dari mana, Datuk yang sudah puluhan tahun tersebut, sanggup menyelesaikan Batik Tulis yang luar biasa indahnya tersebut, hanya dalam waktu satu malam.
“Kini tingga proses pewarnaan saja. Saya masih mencari proporsi warna yang indah untuk menyelesaikan Pintu Sultan ini”, ujar Datuk Zainul, saat berbincang dengan Exposse, yang berkunjung ke Sanggar dan Galerry Batik-nya, “Bahri Batik” di Danau Sipin, awal pekan ini.
Reinkarnasi dari Kesultanan dan Kebudayaan Jambi
Dijelaskan oleh Datuk Zainul, Batik Pintu Sultan, yang terdiri dari beberapa bentuk penampakan peninggalan Sultan Jambi di masa lalu, berupa Cincin Permaisuri, Trisula dan Cap Mohor Kerajaan Jambi. Dikelilingi oleh kaligrafi yang tertata indah di dalam bentuk kurungan. Yang melambangkan, bahwa Batik Jambi tersebut, adalah perbauran dari beberapa macam Budaya, yang membaur indah menjadi satu. “Ini adalah reinkarnasi dari Kebudayaan dan Kesultanan Jambi”, tuturnya.
Batik Jambi, dijelaskan oleh Datuk Zainul, diperkaya oleh beberapa unsur kebudayaan, yang antara lain adalah; perbauran budaya India dari Kerajaan Kuntala di Tanjung Jabung Barat, Budaya Arab yang berasal dari pernikahan Putri Selaras Pinang Masak yang menikah dengan Datuk Paduko Berhalo.
Kemudian ada Budaya China yang tertuang dalam Burung Poenix dan Warna Merah. Selanjutnya, Budaya Melayu yang merupakan perpaduan yang sangat kental di dalam Batik Tulis Jambi, yang tertuang dalam Pucuk Rebung, Pinggiran, Ombak-ombak.
Kemudian juga diwarnai oleh budaya Mataram, Solo dan Yogja, yang berasal dari pernikahan Orang Kayo Hitam dengan Putri dari Mataram, yang kemudian memunculkan Corak Batik di Selendang Sidang.
Datuk Zainul berkeinginan untuk melelang kedua batik tersebut pada kolektor seni dan hasilnya, sesuai keinginannya, nantinya akan digunakan untuk membangun dunia batik di Jambi dalam upaya membangun kembali Kesultanan Jambi yang kembali.
Keinginan yang lama terpendam dalam sanubari pencinta batik Jambi ini, tak lain adalah ingin menjadikan generasi muda yang ada di kawasan Danau Sipin, sebagai ahli menulis Batik Jambi. Sehingga nantinya bisa ikut melestarikan Batik Tulis Jambi, yang adalah Ikon Jambi sebenarnya.
Minta Kepedulian Pemerintah pada Batik Jambi
Dikatakan Datuk Zainul, daerah lain punya Batik Cap dan itu bertebaran kemudian kemana-mana. Bahkan bisa menjadi sendi perekonomian bagi masyarakat kita. Nah, kenapa kita sebagai pelopor pembuatan Batik Tulis, malah sama sekali tidak mengindahkan dan membiarkan saja Batik Tulis ini berlalu, tanpa adanya pendidikan pembuatan batik yang serius. “Ini sangat menyedihkan”, ungkap Datuk Zainul.
Bahkan beberapa kali mencoba mengadakan kontak dengan pihak Pemerintah Daerah setempat, agar memberikan bantuan pelatihan secara kontinyu dan bimbingan khusus pada pemuda-pemudi yang ada di kawasan Danau Sipin, untuk mengembangkan bakat dan keinginan mereka sebagai pengrajin Batik Tulis Jambi, namun belum ada respon yang serius dan benar-benar mendukung keinginannya dan masyarakat di kawasan Danau Sipin tersebut.
“Di sisa usia ini, saya ingin melakukan sesuatu yang berarti untuk pelestarian batik Jambi”, harap Datuk Zainul.
Karena itu, Datuk Zainul, meminta kepedulian Pemerintah setempat, untuk lebih dalam menggali dan menunjukkan rasa peduli, terhadap dunia Batik Tulis Jambi, yang sebenarnya adalah kekayaan sangat luar biasa yang dimiliki oleh Jambi. (*)
Discussion about this post