SEKATO.ID, KERINCI – Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di wilayah Desa Pulau pandan telah menuai perhatian dan kekhawatiran warga sekitar. Sejak dimulainya pembangunan pintu air pada tahun sebelumnya, sejumlah masyarakat yang mayoritas menggantungkan hidup dari hasil pertanian, perikanan sungai, dan aktivitas nelayan darat mulai merasakan dampaknya.
“Sejak pekerjaan PLTA KHM berlangsung beberapa tahun ini aliran sungai yg d samping , kami kesulitan mencari ikan. Air sungai tidak lagi deras untuk pemutaran kincir air sebagai alat pengairan sawah dan berkurangnya ikan di sebabkan aktivitas alat berat plta ,”
Skrg warga dua desa pulau pandan masih bertahan untuk tidak mengizinkan pihak plta untuk beroperasi di sungai tanjung merindu sampai pihak plta memenuhi permintaan warga desa pulau pandan dan desa karang pandan,
Meski saat ini ada Kesepakatan dari plta dgn sebagian kecil / beberapa KK yg menerima kompensasi yg di berti plta.
Dan sebagian besar warga menolak dan tetap bertahan sampai ada titik terang antara PLTA dan Warga desa pulau pandan.
Saat ini warga desa pulau pandan dan desa karang pandan ( desa hasil pemekaran desa pulau pandan) sdah bersiaga (ronda 24 nonstop) di lokasi plta untuk mempertahankan sungai yg menjadi sumber mata pencaharian mereka.
(Rgk)
Discussion about this post