SEKATO.ID | KOTA JAMBI — Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung. 4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain kecakapan digital, keamanan digital, etika digital dan budaya digital.
Sebagai Keynote Speaker adalah Direktur Jendral Aplikasi Informatika yaitu Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang memberikan sambutan pembuka dan dukungan penuh untuk Literasi Digital Kominfo 2021.
Webinar membahas tentang “Kiat-Kiat Melawan Hoaks” oleh para narasumber yang mempunyai kompetensi di bidang masing-masing serta seorang musisi yang akan ikut berpartisipasi.
Secara umum hoaxs merupakan sebuah kebohongan atau informasi sesat yang sengaja disamarkan agar terlihat benar dan biasanya memainkan emosi masyarakat. Menurut Virienia Puspita, sebagai Researcher dan Senior Lecturer, menjelaskan penggunaan internet yang tidak sehat ditandai dengan menghabiskan begitu banyak waktu di internet sehingga kegiatan penting lainnya diabaikan seperti pekerjaan, tanggung jawab akademik, relasi dengan orang lain, atau lainnya. Maka dari itu, perlu diperhatikan ketika berselancar internet seperti hindari bahasa kasar, jangan membuka media sosial menggunakan kata sandi orang lain, jangan menjiplak dan hindari penyebaran berita bohong. Perlu diketahui ciri-ciri hoax yang kerap disebarkan seperti berisi pesan yang membuat rasa cemas atau panik kepada pembacanya, pengirim pesan hoax menggunakn akun palsu, dan selalu menghimbau untuk turut menyebarkan informasi. Jangan lakukan sesuatu di dunia maya yang anda anggap salah atau ilegal dalam kehidupan sehari-hari. Perlakukan orang-orang di dunia maya sebagaimana anda berada di dunia nyata.
Terdapat hukuman penyebaran hoax terancam pasal 28 ayat 1 Undang-Undang informasi dan transaksi elektronik atau UU ITE. Beredarnya informasi hoax dengan cepat di media sosial, tidak lepas dari rendahnya budaya baca masyarakat Indonesia dalam menyaring informasi yang beredar di dunia maya. Rendahnya budaya membaca, menyebabkan konsumen Indonesia lebih mudah menerima konten online ketimbang mencari faktanya. Bahkan, lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia yang aktif di media sosial, dengan senang hati mempercayai informasi yang mereka peroleh ketimbang mencari tau kebenarannya. Untuk melawan hal tersebut agar tidak terjadi pada diri sendiri perlu ada tindakan mencegah yang bisa dilakukan seperti menghentikan penyebaran berita hoax dengan tidak menyebar luaskan berita hoax tersebut dan buat konten-konten baik agar berita hoax tersebut hilang dari peredaran.
Discussion about this post