SEKATO | JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Australia yang diwakili oleh Kementerian Keuangan kedua belah pihak baru saja menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding / MoU) untuk memperkuat kerjasama antar kedua negara. Penandatangan ini merupakan pembaruan dari nota kesepahaman yang akan memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan perspektif dalam mendukung ekonomi kedua negara yang telah dibangun selama 15 tahun.
“Indonesia dan Australia memiliki hubungan persahabatan yang melengkapi hubungan ekonominya yang kuat. Australia adalah negara investor terbesar ke 15 bagi Indonesia dan tujuan ekspor terbesar ke 14 serta negara asal impor terbesar ke 7 di dunia. Modalitas kerja sama dan pertemanan ini merupakan hal baik dan dapat dicontoh oleh banyak negara dalam membina hubungan bilateral“ ujar Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati dikutip dari laman resmi Kemenkeu (22/9).
Australia telah memiliki hubungan kerjasama yang strategis dengan Indonesia salah satunya melalui Program Kemitraan Indonesia-Australia untuk Perekonomian (Prospera). Beberapa area kerjasama yang telah dilakukan antara kedua negara yaitu kerjasama ekonomi, ekonomi internasional, kebijakan penerimaan termasuk perpajakan, reformasi struktural, pasar modal dan sektor keuangan. Implementasi dari fokus kerjasama tersebut berupa kunjungan bilateral, konferensi, workshop, program magang, penelitian bersama, pertukaran informasi, dan kegiatan pertemuan tahunan bersama.
Eratnya hubungan dari kedua negara ini juga tercermin dari dukungan Australia kepada Indonesia dalam Presidensi G20. Nota kesepahaman ini akan meningkatkan hubungan kerjasama dengan Australia dalam pertemuan Menteri Keuangan G20 di Washington DC. Australia sangat mengapresiasi kepemimpinan Indonesia pada forum G20 di tengah situasi geopolitik yang sulit. Australia akan terus mendukung Indonesia menjelang KTT dalam 3 agenda prioritas presidensi yaitu pandemic preparedness, ekonomi digital, dan transisi energi.
Selain penandatangan nota kesepahaman yang diperbarui, Kemenkeu Indonesia dan Australia juga melakukan dialog (Economic Policy Dialogue / EPD) dua arah untuk memperkuat ekonomi domestik masing – masing negara dan kawasan seiring dengan meningkatnya risiko ekononi global. Dalam diaolgi ini kedua negara berfokus pada isu terkait makroekonomi, sektor keuangan, dana pensiun, transfer ke daerah, serta transisi energi yang berkelanjutan. Dengan adanya EPD ini, Indonesia dan Australia berharap dapat memperoleh manfaat bersama dari pertukaran pandangan agar area prioritas ini dapat semakin baik bagi kedua negara.
Discussion about this post