SEKATO.ID | JAMBI – Teater Tonggak Jambi, hadirkan tradisi dari kabupaten Bungo dan Kabupaten Kerinci dalam pergelaran ‘Lesung Luci’ karya Didin Siroz pada Senin 15 Agustus 2022, mendapat dukungan Pemerintah provinsi Jambi Dinas Kebudayaan dan pariwisata UPTD Taman Budaya Jambi.
Lesung Luci karya/sutradara Didin Siroz, menceritakan tentang kakitau (Orang-orangan sawah) yang digunakan untuk mengusir burung pemakan padi. ini merupakan kebiasaan masyarakat Bungo, dalam memanfaatkan Kakitau yang dipandang memiliki unsur magic, karena mampu mengusir burung-burung pemakan padi di sawah.
“Kakitau didalam pergelaran ini tidak hanya menghadirkan gerak ataupun bentuk dari kakitau namun juga akan adanya dialog antar Kakitau yang bermimpi menjadi manusia. Dialog-dialog yang sampaikan para tokoh, bisa dicerna segala umur, bersifat edukasi dan pencerahan terkait budaya kekayaaan di provinsi Jambi khususnya Kerinci yaitu Ngayun Luci,” Jelas Didin Siroz (Rabu, 03/07/2022).
Lesung Luci mendapat perhatian dan memenuhi syarat karya pengolahan yang dilaksanakan Taman Budaya Jambi, didukung penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dirjen Kebudyaan dalam bingkai Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Lesung Luci Dari Teater Tonggak memenuhi persyaratan tema dan telah melalui proses kurasi dari para kurator. Sesuai kesepakan kami, bahwa tahun 2022 semua karya eksperimentasi, pengolahan dan Apresiasi yang akan difasilitasi Taman Budaya Jambi wajib bertema Upacara,” Terang Eri Argawan, kepala Taman Budaya Jambi.
“Inilah program pengembangan seni tradisional, kegiatan pembinaan kesenian yang masyarakatnya pelaku lintas daerah kabupaten/kota pada sub kegiatan peningkatan kapasitas tata kelola lembaga kesenian tradisional dan sub kegiatan peningkatan pendidikan dan pelatihan SDM kesenian tradisional,” Tandas Eri Argawan.
Disamping itu, Lesung Luci juga sesuai tema Festival Teater Se-Sumatera yang akan berlangsung di Taman Budaya Sriwijaya, Palembang provinsi Sumatera Selatan pada 22-24 Agustus 2022 bertema “Ritual Of Healing”
“Iya kami mendapat dukungan dari Taman Budaya Jambi karena mengangkat tradisi yang bertemakan upacara adat. sementara juga memenuhi unsur tema Festival Teater Se-Sumatera di Palembang yaitu Ritual Of Healing,” Ungkap Hendry Nursal, selaku Pimpinan Produksi.
“Terima kasih Taman Budaya Jambi, rekan-rekan media di Jambi, pihak-pihak yang mendukung karya pengolahan ini, perhatiannya menjadi semangat berarti bagi kami untuk terus berkarya,” Tandasnya.
Seperti apa Karya pengolahan Lesung Luci?
Lesung adalah alat tradisional dalam pengolahan padi atau gabah menjadi beras. Fungsi alat ini memisahkan kulit gabah dari beras secara mekanik. Lesung terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu berukuran kecil.
Alu atau Antan merupakan alat pendamping lesung atau lumpang dalam proses pemisahan sekam dari beras. Alu (antan) dan lesung merupakan dua alat yang tidak dapat dipisahkan dalam penggunaannya. Alu tidak bisa digunakan tanpa ada lesung, begitu sebaliknya.
Dulunya, alat tradisional ini digunakan untuk mengubah padi menjadi beras secara mekanik. Menggunakan tangan dan tenaga manusia.
Pekerjaannya sering disebut menumbuk padi, yaitu memisahkan kulit padi sehingga menjadi beras dengan menggunakan tangan manusia. Kulit padi yang dihasilkan disebut sekam. Padi yang akan ditumbuk harus dijemur sampai kering dengan cahaya matahari. Tujuannya agar kulit padi mudah dipisahkan dan beras yang dihasilkan tidak patah.
Dengan adanya kemajuan teknologi, menumbuk padi dengan cara tersebut tidak digunakan lagi. Sudah ada mesin untuk menjadikan padi menjadi beras. Alu dan lesung kini hanya tinggal kenangan. Kalau pun digunakan sekarang ini hanya untuk menumbuk daun pandan, atau menumbuk singkong rebus menjadi bentuk adonan kemudian diolah menajdi bahan kerupuk.
Luci sebagai alat atau tempat menaruh sesaji yang diadaptasi dari budaya masyarakat Kerinci. Luci merupakan wadah yang digunakan untuk meletakkan sesaji saat musim padi mulai berbunga. Luci digunakan dalam Prosesi upacara yang disebut tari Ngayun luci.
Tari ngayun luci dipersembahkan ke pada leluhur saat masyarakat menanam padi agar tidak dimakan burung saat musim padi mulai berbuah dan berharap mendapatkan hasil melimpah saat musim panen. Selain itu tari Ngayun luci juga bisa untuk penyembuhan penyakit pada zaman dahulu dengan mendatangkan roh-roh nenek moyang sebagai perantara penyembuhan dengan menggunakan sesajen. (*)
Discussion about this post