SEKATO.ID – Pria bernama Reza Nufa berjalan kaki dari kediamannya di Ciputat, Tangerang Selatan menuju Gunung Rinjani Lombok, Nusa Tenggara Barat. Cerita itu ia sampaikan melalui akun Twitter pribadi-nya, @rezanufa pada Senin (8/2/2021) lalu, mendadak viral di media sosial.
Reza menceritakan berbagai pengalaman menariknya selama berjalan kaki menuju Gunung Rinjani. Ia telah menempuh perjalanan sekitar 1.340 kilometer selama tiga bulan lamanya.
Dalam postingannya, Reza mengaku melakukan petualangannya ini karena merasa buntu dalam hidup. Hingga akhirnya, sebuah mimpi padang savana membuatnya bangkit dari keterpurukan. Ia merasa mimpi tersebut merupakan pertanda untuk keluar dari kebuntuan hidupnya.
“Mimpi savana itu muncul beberapa kali. Tapi kemudian lama ia hilang. Karena kangen, saya telusuri tempat yang mirip dengannya di dunia nyata.
Sempat ngira dia di Skandinavia. Sampai kemudian muncul berita Rinjani erupsi. Secara instingtif batin saya nyeletuk, “INI DIA! INI!”
Tanpa pikir panjang, lahirlah ide pergi ke Rinjani setelah kuliah beres. Biar nanti dipikir lagi apa yang akan dilakukan setelah itu. Yang penting Rinjani dulu—yang pada saat itu rasanya seperti kiblat buat batin saya,” tulis Reza dalam cuitannya.
Saat pertama kali berjalan kaki, sekujur badannya merasa sakit hingga rasanya ingin pingsan. Pada sepuluh hari pertama perjalanannya, kakinya luka-luka.
Pengalaman tersebut menarik perhatian warganet. Ceritanya telah banyak belasan ribu retweet dalam tiga hari sejak ia posting. Hingga Kamis 11 Maret 2021, telah diretweet sebanyak 16,4 ribu kali dan disukai lebih dari 61 ribu kali. Selain itu, postingannya telah mendapat lebih dari 2.000 komentar dari para warganet di jagat Twitter.
Dilansir dari tribunnews.com, pria berusia 31 tahun ini menceritakan, kejadian itu berlangsung pada 16 Januari – 20 April 2016 lalu. Ia nekat untuk berjalan kaki menuju Gunung Rinjani karena kebuntuan hidup.
Perjalanan yang dilakukannya telah mendapat restu kedua orangtua. Bahkan keduanya banyak memberi nasihat dan doa.
“Tentu saya mengabari orang tua tentang rencana ini, dan mereka tahu saya bukan jenis manusia yang bisa ditahan. (Jadi) mereka banyak kasih doa dan nasihat,” tutur Reza yang berprofesi sebagai kepala redaksi penerbit buku di Yogyakarta ini.
Persis seperti dalam cuitannya, Reza membenarkan perjalanannya ini juga banyak mengalami kendala. Terlebih kendala fisik yang ia hadapi selama berjalan kaki dengan jarak ribuan kilometer.
Saking banyaknya, ia sampai lupa mengukur dampak fisik yang ia rasakan selama perjalanan.
“Kendala ya.. banyak sekali. Jalan kaki jauh ini kegiatan yang berat. Saya luput mengukur dampaknya terhadap tubuh saya. Jadi banyak luka. Dan semangat saya kadang turun juga kalau sudah sangat kelelahan,” ujarnya.
Saking lelahnya, ia pernah ingin mengakhiri perjalanannya. Namun setelah bertemu dengan orang baru dan pemandangan yang indah, rasa tersebut seketika hilang.
“Beberapa kali terpikir untuk pulang. Tapi pikiran itu segera pupus kalau sudah mulai bergerak lagi ke tempat baru, dapat stimulus baru dalam bentuk kawan dan pemandangan yang segar,” ungkapnya.
Setelah cuitannya menjadi viral, Reza mengaku merasa senang dan bersyukur. Terlebih beberapa komentar yang menyebut aksinya menginspirasi.
“Saya senang ini kisah ini dibaca oleh banyak orang, apalagi beberapa dari mereka memang terinspirasi,” tuturnya.
Reza juga ikut memberi saran kepada mereka yang tengah mengalami kebuntuan hidup seperti dirinya di masa lalu. Menurutnya, satu di antara cara yang ia coba dan berhasil memutus kebuntuan hidup adalah dengan mendekati diri sendiri.
“Saran saya untuk semua yang sedang mengalami kebuntuan hidup: coba dekati dirimu sendiri, apresiasi, ajak dia untuk bergerak bareng-bareng denganmu.”
“Biasanya, kebersamaan diri semacam itu butuh laku konsisten tertentu atau pertapaan.
“Cari itu. Bisa berupa ritus agama, media kreatif, atau petualangan. Aktualisasikan dirimu sejujur mungkin,” tutupnya.
Discussion about this post