SEKATO.ID | BATANGHARI – Kekhawatiran masyarakat Kelurahan Kembangpaseban, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari yang rumahnya dipinggiran sungai Batanghari mulai dirasakan. Sebab, rumah-rumah yang dibangun masyarakat tersebut kini bangunan dapurnya hampir bahkan sudah berada di bibir sungai.
Ditambah lagi dengan situasi cuaca yang mulai tak menentu, perubahan iklim, tak adanya menyangga tebing, aktivitas tambang pasir dan batu disepanjang sungai membuat erosi dinding sungai perlahan mengancam longsornya tanah dan bangunan rumah.
Kekhawatiran masyarakat ini telah sampai kepada Lembaga Permusyawaratan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kembangpaseban. Ketua LPM Kembangpaseban, Mustar telah menyampaikan keluhan warga kepada pihak kelurahan.
“Saya selaku LPM berharap ada tindakan daripada pemerintah setempat terutama pemerinta Kelurahan untuk bisa mengambil alih atas keresahan yang di alami warga kita, sebab kita tahu kalau di Kelurahan Kembangpaseban ini terdapat beberapa rumah yang sejak dulu di banguni dan di jadikan tempat tinggal untuk bertahan hidup,” Kata Mustar dilansir dari kulitinta.id, Selasa (24/08/2021).
Ia berharap ada tindak tegasnya pemerintah untuk memikirkan warga setempat, setidaknya ada pengendalian dari terjadinya tanah longsor pada bibir Sungai dengan di buatnya tanggul atau turap pada setiap tebing yang tepatnya saat ini sudah berada tak jahu di belakang rumah warga.
Menurutnya, rumah warga yang terancam longsor dibibir sungai mencapai ratusan rumah dari 12 RT di Kelurahan Kembangpaseban.
“Untuk jumlah Rumamah warga yang ikut terancam pemukimannya itu kalau saya datakan lebih kurang seratus rumah, dimana masing-masing rumah beralamatkan di RT 01 sampai RT 12,” ungkap Mustar.
Sementara itu, Lurah Kembangpaseban, Rinto Saputra membenarkan bahwa laporan keluhan warga yang disampaikan oleh LPM telah sampai pada dirinya. Bahkan Ia mengatakan usai menerima laporan tersebut, Ia dan beberapa staff-nya langsung ke lokasi untuk memastikan kondisi sebenarnya pada Minggu (23/08/21) lalu.
“Kemarin kami dari pemerintah setempat termasuklah ada beberapa orang staff dari Kontor Camat juga ikut langsung menyelusuri aliran sungai guna memastikan kondisi yang terjadi pada permukaan bibir sungai Batanghari,” ujar Rinto.
Setelah melihat kondisi dilapangan, Rinto memastikan kecemasan warga tersebut benar adanya.
“Setelah saya dan anggota saya menyelusuri aliran sungai kemarin, saya lihat memang sudah seharusnya dipercepatkan pembangunan turap pada bibir sungai itu, sebab jarak tebing dari sungai Batanghari itu memang sudah sangat dekat sekali dari pemukiman warga, bahkan sepeperti yang kami pantau kemarin itu antara bibir sungai dengan pemukiman warga ada yang hanya tinggal 5 Meter lagi dari pondasi Rumahnya,” jelas Rinto.
“Hasil yang kami dapati panjang bibir Sungai yang harus segera di antisipasi yaitu sepanjang 5 KiloMeter, mulai dari RT 01 sampai ke RT 12 dan bahkan bukan Rumah saja tetapi ada beberapa tempat ibadah juga turut terancam,” sambungnya.
Rinto bersama Camat Mersam Said Saipul, berencana akan secepatnya melaporkan permesalahan tersebut kepada pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab).
Dirinya juga berharap pihak Pemkab Batanghari untuk segera bisa bertindak tegas terhadap pembangunan Tanggul pada bibir sungai yang mengancam pemukiman rumah warga dalam wilayah kelurahan Kembangpaseban.
“Saya sudah ambil semua data dan foto keadaan rumah warga serta jumlah daripada luasnya. Insyaallah saya akan berkoordinasi secepatnya dengan pak camat, agar bisa di sampaikan ke bapak Bupati Muhammad Fadhil Arief, untuk di sampaikan dan berharap bapak Bupati bisa juga merespon dan memasukan penganggaran pembangunan turap tersebut,” pungkas. (Alra)
Discussion about this post