SEKATO.ID, KOTA JAMBI — Upaya menguatkan peran lembaga adat dalam menyelesaikan persoalan sosial masyarakat terus dilakukan di Kota Jambi. Melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diikuti ratusan Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kelurahan dan Ketua Badan Musyawarah (Banmus) Adat RT/LIT dari seluruh kelurahan, penguatan pemahaman dan keterampilan penyelesaian silang sengketa menjadi fokus utama kegiatan.
Sebanyak 250 peserta hadir dalam Bimtek yang berlangsung selama dua hari, 23–24 Juni 2025, terbagi dalam dua kelompok, yaitu 68 Ketua LAM Kelurahan dan 182 Ketua Banmus Adat RT dari 68 kelurahan di Kota Jambi. Selain memperdalam pengetahuan tentang peran adat, kegiatan ini juga memperkenalkan pendekatan-pendekatan penyelesaian konflik berbasis hukum adat dan nilai restoratif.
Wali Kota Jambi, Maulana, yang hadir dalam kesempatan itu, menekankan bahwa keterlibatan aktif lembaga adat merupakan bagian dari upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi sosial budaya di tengah masyarakat. Ia menyebut, pengukuhan Ketua RT sebagai pemangku adat menjadi langkah strategis dalam menyatukan pelayanan administratif dan budaya di tingkat akar rumput.
“Peran adat tidak sekadar menjaga tradisi, tapi juga mampu menjadi kekuatan dalam menjaga harmoni sosial dan menyelesaikan konflik masyarakat,” ujar Maulana pada Senin (23/6).
Sejalan dengan itu, Pemerintah Kota Jambi tengah merancang Peraturan Daerah tentang Hukum Adat. Aturan ini akan menjadi landasan bagi pemangku adat di tingkat RT dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial secara kontekstual dan berbudaya.
Tak hanya bicara soal adat, Wali Kota juga menyisipkan gambaran tentang beberapa program pelayanan publik yang saat ini sudah berjalan, mulai dari jaminan kesehatan gratis hingga perlindungan BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja rentan dan tokoh masyarakat, termasuk pengurus adat.
Ketua Umum LAM Provinsi Jambi, Datuk Hasan Baari Agus, yang turut hadir, menyampaikan apresiasinya terhadap Kota Jambi yang dinilai konsisten dalam memperkuat keberadaan lembaga adat. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan LAM menjadi contoh baik yang perlu diikuti oleh daerah lain.
“Keberadaan Serambi Baca dan Galeri LAM yang hari ini diresmikan juga menandai terbukanya ruang baru untuk pengembangan literasi budaya,” kata Datuk Hasan.
Sementara itu, Ketua LAM Kota Jambi, Aswan Hidayat Usman, menyampaikan bahwa pendekatan Bimtek kali ini lebih menekankan pada praktik langsung dalam menangani kasus-kasus silang sengketa yang kerap muncul di tengah masyarakat.
Ia berharap para peserta tak hanya sekadar hadir dan menerima materi, tetapi benar-benar mempraktikkan hasil pelatihan di wilayah masing-masing.
“Yang kita tekankan adalah penyelesaian yang adil, berbudaya, dan tak melulu bergantung pada jalur formal,” tegasnya.
Materi pelatihan sendiri disampaikan oleh berbagai narasumber, termasuk dari unsur kepolisian yang mengupas pentingnya pendekatan restoratif justice, serta dari BPJS Ketenagakerjaan yang turut memberikan sosialisasi dan simbolis kartu kepesertaan kepada para pemangku adat.
Dengan semangat yang sama, pelatihan ini menjadi salah satu upaya konkret dalam merawat nilai-nilai budaya lokal agar tetap relevan di tengah dinamika zaman.
Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain anggota DPRD Kota Jambi, tokoh adat, dan jajaran perangkat daerah yang ikut menyemarakkan ruang dialog.
(*)
Discussion about this post