SEKATO.CO.ID | KERINCI – Tak mau ketinggalan, Pemrov Jambi pun ambil bagian dengan menurunkan Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Pronvinsi Jambi yang dikomandoi oleh Yazzer Arafat.
Namun sayangnya, langkah yang disebut-sebut gerak cepat Bidang SDA itu disemprot oleh dewan Kerinci. Pasalnya setelah turun, tim utusan Pemrov dinilai tak memberikan solusi maupun langkah terkait penanganan Gunung Kerinci.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kerinci Boy Edwar mengatakan, apa yang dilakukan oleh Pemkab Kerinci melalui Dinas PUPR Kerinci dengan bergerak cepat membersihkan endapat abu vulkanik adalah hal yang baik. Akan tetapi dia menyayangkan sikap PUPR Provinsi Jambi yang terkesan hanya meninjau saja.
“Dengan diturunkannya alat berat serta respon cepat dari Pemkab Kerinci melalui Dinas PUPR itu merupakan suatu langkah yang baik dan contoh sigap dan tanggap akan bencana. Namun Dinas PUPR Provinsi Jambi jangan hanya sekedar mengambil aksi dan sekedar meninjau di lapangan saja, akan tetapi harus ada langkah kongkrit, baik dalam bentuk langkah antisipasi jangka pendek maupun jangka panjang,” bebernya, Sabtu (21/01/23).
Untuk itu, Ketua DPD II Partai Golkar Kerinci ini meminta agar Pemprov Jambi segera memberikan bantuan kepada Kabupaten Kerinci terkait hal tersebut.
“Dengan melihat situasi Gunung Merapi yang tidak bisa kita tebak kapan akan erupsi, tentunya sinergi baik dari Pemerintah Provinsi maupun Pusat harus dilakukan. Jika memang terjadi erupsi yang lebih besar bukan tidak mungkin pemukiman-pemukiman warga di sekitar Gunung Kerinci akan dihantam oleh lahar,” imbuhnya.
Boy Edwar juga turut meminta pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera VI dan BNPB terlibat untuk membantu serta melihat kondisi real di lapangan.
“Mengingat sekopnya sudah Nasional, jadi bagaimana pun BNPD & BWSS VI juga harus terlibat,” tegasnya.
“Dalam hal ini tentunya peran kepala daerah sangat menentukan bagaimana pola penjemputan ataupun pola menggugah agar balai tersebut bisa membantu Kabupaten Kerinci,” katanya.
Kepada masyarakat Boy Edwar menghimbau agar tidak terlalu cepat memberikan informasi ataupun statement yang belum jelas kebenarannya.
“Jangan buru-buru memberikan informasi yang belum jelas kebenarannya. Dampaknya tentu sangat luas, bisa jadi akan membuat orang panik dan cemas,” tuturnya.
Terlebih, lanjut Boy Edwar, jika informasi itu sudah beredar di media sosial dan kemudian viral, maka akan sulit sekali untuk meredam.
“Imbasnya juga bisa berkurangnya wisatawan serta investor untuk datang ke Kerinci. Jadi memang harus berhati-hati, ketika ada kejadian, sebaiknya diberikan kepada yang ahli,” ucapnya. (Rgk)
Discussion about this post