SEKATO.ID, KERINCI – Pendaftaran kandidat tinggal menghitung hari. Dapat dipastikan pasangan calon yang sudah memastikan perahu kini tengah disibukkan dengan persiapan untuk meluncur ke KPU dalam rangka mendaftarkan diri secara resmi.
Untuk kali pertama para kandidat kepala daerah dan wakil.kepala daerah akan bertarung diajang Pilkada dalam satu waktu bersamaan alias serentak di seluruh tanah air. Dan kondisi tersebut memunculkan fenomena – fenomena menarik untuk dicermati.
Lihatlah, riuh rendah pergerakan para kandidat yang getarannya kian begitu terasa, berikut tim pemenangan masing – masing pasangan calon yang aktif mempromosikan sang jagoan baik secara langsung ke masyarakat maupun melalui beragam lini massa.
Denyut persaingan antar tim sukses kandidat telah menghidupkan suasana dan menggairahkan panggung perpolitikan di Bumi Sakti Alam Kerinci.
Namun begitu, denyut nadi persaingan antar kandidat dan antar tim pemenangan cenderung lebih terasa menyengat di tingkatan pilkada lokal.
Lantas, bagaimana dengan denyut Pilgub Jambi di tingkat akar rumput ?
Getarannya cenderung terasa biasa biasa saja, tidak terlalu menjadi perbincangan. Padahal, kandidat calon yang muncul sebagai peserta pilgub memilik popularitas cukup tinggi.. Siapa tak kenal sang petahana Al Haris dan Abdullah Sani, begitu juga dengan Romi Haryanto dan Saniatul Latifa.
Dominannya daya tarik pilkada lokal terkonfirmasi dari komentar beberapa warga masyarakat di tingkat akar rumput di Kerinci dan juga Kota Sungai Penuh.
“Yang jelas kito mendukung calon bupati kito, insya allah trip ini menang, ” ujar salah satu warga Kerinci saat ditanya sikapnya di ajang pilkada Kerinci dan Pilgub Jambi.
Pemerhati politik Kerinci – Sungai Penuh, Irwan Aditama, menyebut, faktor kedekatan emosional dan kepentingan langsung dengan kandidat, menjadi salah satu penyebab pilkada Kabupate Kerinci dan juga Pilkada Kota Sungai Penuh menjadi lebih hangat, lebih bergairah ditingkat lokal dibanding pilgub Jambi.
“Barangkali karena faktor kedetakan emosional dan kepentingan langsung dengan kandidat yang menjadikan pilkada Kerinci dan Sungai Penuh menjadi lebih hangat dan menarik. Akhirnya pilgub seolah olah tenggelam dalam gemuruh pilkada lokal, ” papar Irwan.
Kondisi tersebut, menurut Irwan, di satu sisi merugikan para kandidat yang akan berlaga di arena pilgub nantinya.
“Karena orang lebih fokus ke pilkada lokal, bisa jadi kandidat yang bertarung diarena pilgub tidak begitu mendapat perhatian, dampaknya bisa saja perolehan suara akan sulit untuk dimaksimalkan, ” jelasnya.
Irwan menyarankan para kandidat cagub Jambi untuk bisa menemukan metode efektif yang melekatkan ingatan warga terhadap mereka, agar nantinya bisa menjadi pilihan dari para pemilih.
“Ya harus disiasati, mungkin melalui pendekatan serta sosialisasi yang berbeda dan unik kepada masyarakat, selain itu, tim pemenangan para cagub harus lebih aktif dan atraktif mempromosikan jagoannya, ” sebut Irwan.
Sementara itu, tim pemenangan salah satu pasangan cagub, Kumaini mengungkapkan, “kandidat masih fokus ke perahu. Pola perekrutan tim juga tidak masif seperti dulu, animo masyarakat juga rendah,” ungkap nya
Kumaini juga menambahkan, “Selain itu masih banyak yang memilih wait and see, ingin memastikan siapa yang paling siap, tutup nya
(Rgk)
Discussion about this post