SEKATO.ID | KOTA JAMBI – Berdasarkan data BNPB pada Januari hingga 30 September 2021, Indonesia mengalami bencana sebanyak 1.969 kejadian. Akibatnya, dari catatan BNPB tersebut sebanyak 6.208.250 korban mengungsi, 519 jiwa meninggal dunia dan 74 hilang serta 12.901 korban luka-luka.
Dari jumlah bencana tersebut, yang mendominasi adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.
Melihat hal tersebut, khususnya kota Jambi sangat tepat untuk diberikan pembekalan dalam penanganan bencana kepada masyarakat. Sebab, kota Jambi kerap sekali mengalami bencana banjir.
Untuk itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jambi melaksanakan Orientasi Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) tahap Dua. Kegiatan ini diselenggarakan di Markas PMI Provinsi Jambi, Sabtu (09/10/21).
Tetap dengan protokol kesehatan yang ketat, kegiatan ini di buka langsung oleh Ketua Harian PMI Kota Jambi, M Yamin. Tampak hadir pengurus PMI Provinsi Jambi dan pengurus PMI Kecamatan.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana (PB) PMI Kota Jambi, Sopian melalui anggota bidang PB, Antonius Franky mengatakan orientasi Sibat tahap Dua ini diikuti oleh 40 peserta dari PMI kecamatan.
“Ini sibat tahap dua, untuk tahap satu sudah kita laksanakan di tahun 2019 lalu. Berhubung 2020 lalu kita semua dihadapi dengan Pendemi Covid-19, makanya orientasi Sibat ini dapat diselenggarakan kembali tahun ini,” kata Franky.
Sebagai salah satu program PMI Kota Jambi, Franky menegaskan kegiatan ini untuk mengajak pengurus PMI Kecamatan dan masyarakat kecamatan di kota Jambi dapat membentuk Komunitas atau Relawan Sibat di tingkat kecamatan.
“Setelah kegiatan ini, PMI kecamatan bisa membentuk relawan sibat di kecamatan masing-masing yang akan kita perdayakan untuk masyarakat di tempat tersebut. Jadi masyarakat akan diberikan pemahaman atau pelatihan terkait apa yang akan mereka lakukan pada saat terjadi bencana,” jelasnya.
Menurutnya, orientasi ini lebih untuk memberikan pemahaman kepada peserta agar nantinya pengurus PMI ataupun relawan di kecamatan lebih aktif serta mampu mengimplementasikan apapun tugas pokok PMI.
Bukan sekedar kesiap siagaan dalam bencana, Franky menyampaikan bahwa program Sibat ini sangat banyak seperti pemberdayaan gender, gizi buruk, donor darah dan sebagainya.
“Semoga PMI kecamatan ini di dukung pihak kecamatan sehingga mampu membentuk sibat. Minimal nantinya 10 orang anggota sibat di kecamatan ada dan aktif. Yang penting program Sibat di kecamatan terus berkelanjutan,” pungkasnya. (Alra)
Discussion about this post