SEKATO.ID | JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut tingkat konsumsi buah masyarakat Indonesia masih rendah yaitu sebesar 88,56 gram/kapita/hari atau turun sebesar 1,4 persen dibanding 2019. Angka ini masih jauh dari yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
“Dan angka ini hanya sebesar 59,04 persen dari batas minimum kecukupan gizi dari WHO, yang tentunya rekomendasinya adalah 150 gram per kapita,” kata dia dalam acara pembukaan Gelar Buah Nusantara (GBN), Senin (9/8).
Menko Airlangga berharap, rangkaian acara Gelar Buah Nusantara ke-6 tahun 2021 in dapat menjadi momentum kebangkitan buah nusantara untuk berjaya di dalam negeri dan berdaya saing di luar negeri dengan harga yang kompetitif.
Kegiatan ini diharapkan juga menjadi ajang promosi dan sosialisasi secara luas di seluruh Indonesia dengan melibatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sehingga GBN ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai dan mengonsumsi buah nusantara sehingga ikut mendorong perekonomian daerah dan perekonomian nasional.
“Konsumsi buah nusantara untuk menjaga imunitas tubuh! Ayo makan buah!,” tegas Menko Airlangga.
Di sisi lain, Menko Airlangga mengatakan, sektor hortikultura menjadi salah satu subsektor pertanian yang memiliki potensi untuk didorong dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani, ekonomi daerah, ekonomi nasional dan bahkan mampu meningkatkan devisa negara melalui ekspor.
Ekspor Hortikultura
Pada tahun 2020, ekspor hortikultura sebesar USD 645,48 juta, yaitu meningkat sebesar 37,75 persen dibanding tahun 2019. Peningkatan ekspor ini didominasi oleh komoditas buah-buahan dimana selama masa pandemi Covid-19 pada tahun 2020, nilai realisasi ekspor buah-buahan tercatat sebesar USD389,9 juta, meningkat 30,31 persen dibanding tahun 2019 dengan lima negara tujuan utama yaitu China, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, dan Pakistan.
Dari sisi produksi buah, dari tahun 2000 hingga 2020, rata-rata pertumbuhan produksi buah Indonesia per tahun meningkat rata-rata 6,06 persen. Namun ironisnya peningkatan produksi ini tidak diikuti dengan peningkatan konsumsi masyarakat Indonesia untuk buah.
Sumber: Merdeka.com
Discussion about this post