SEKATO.ID, KOTA JAMBI — Sebuah langkah inovatif dalam dunia pendidikan resmi dimulai di Kota Jambi. Bertempat di Aula Griya Mayang, kegiatan Kick Off Modul Praktik Berbasis Proyek untuk program Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah diluncurkan sebagai hasil kolaborasi antara Bank Indonesia Perwakilan Jambi dengan Dinas Pendidikan Kota Jambi.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, M.K.M, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jambi Warsono, Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi, serta seluruh kepala sekolah se-Kota Jambi. Turut hadir pula 7 tim penyusun modul.
Wali Kota Maulana dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif bersama ini. Ia menyebutkan bahwa modul CBP Rupiah merupakan yang pertama di Indonesia dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kota Jambi.
“Kami hadir bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia dan Dinas Pendidikan dalam rangka menyusun dan meluncurkan modul praktik berbasis proyek untuk program Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah. Ada tiga modul utama: cinta, bangga, dan paham, yang nanti akan didistribusikan ke seluruh sekolah. Ini adalah bentuk penguatan pendidikan karakter sekaligus kebangsaan melalui pemahaman nilai rupiah sejak dini,” ujar Maulana.
Lebih lanjut, Maulana menegaskan pentingnya penanaman nilai kebanggaan terhadap rupiah kepada siswa sebagai lambang kedaulatan negara. “Pemahaman terhadap rupiah menjadi penting agar anak-anak kita kelak tumbuh menjadi generasi yang menghargai dan menggunakan rupiah secara bijak.”
Sementara itu, Warsono selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jambi menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata dari upaya Bank Indonesia untuk menanamkan kecintaan terhadap rupiah sejak dini melalui dunia pendidikan.
“Kami menyasar siswa-siswi di jenjang pendidikan dasar karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Modul ini mengajarkan siswa untuk mencintai rupiah misalnya tidak melipat atau merusaknya, bangga karena rupiah memuat simbol nasional seperti pahlawan, budaya, hingga keindahan alam, dan paham cara bijak menggunakan rupiah sesuai kebutuhan, bukan keinginan,” jelas Warsono.
Ia juga menambahkan, ketiga modul yang disusun ini dibagi berdasarkan fase pembelajaran:
• Fase A: fokus pada nilai cinta terhadap rupiah.
• Fase B: menanamkan rasa bangga terhadap rupiah.
• Fase C : membentuk pemahaman (paham) dalam menggunakan rupiah secara bijak.
Modul-modul ini akan didistribusikan ke seluruh Sekolah Dasar di Kota Jambi, dan diharapkan menjadi acuan guru dalam menyampaikan materi CBP Rupiah kepada siswa. Tak hanya itu, Warsono juga menyampaikan bahwa program ini tidak akan berhenti pada peluncuran saja, melainkan akan disertai dengan kegiatan lanjutan seperti lomba dan apresiasi untuk siswa.
“Kami akan menyiapkan berbagai kegiatan lanjutan seperti lomba-lomba yang mengapresiasi pemahaman siswa terhadap materi CBP Rupiah ini. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya menyentuh ranah kognitif, tapi juga membentuk karakter dan sikap bijak dalam penggunaan rupiah,” tutup Warsono.
Peluncuran modul CBP Rupiah ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat literasi keuangan anak-anak sejak dini, sekaligus membuktikan bahwa sinergi antara lembaga keuangan dan dunia pendidikan dapat menghasilkan inovasi yang berdampak luas bagi masa depan bangsa.
(Ara)
Discussion about this post