SEKATO.ID | TANGERANG SELATAN – Sejak kelas 5 SD, Riqi Safari hafal Alquran. Perjalanannya sebagai penghafal Alquran, ternyata telah membawa pengaruh sangat positif dalam hidupnya.
Hingga akhirnya, warga Jalan Pesantren, Kampung Ceger, RT 01/03, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, ini menjadi imam masjid, di Uni Emirat Arab (UEA).
Bagaimana perjalanan Riqi, hingga bisa terpilih menjadi imam masjid salat Jumat, di UEA? Berikut obrolan santai Riqi dengan Sindonews. Semua berawal dari dimasukkannya Riqi ke pesantren.
“Saya mulai menghafal Alquran itu Kelas 2 SD, di Karawang,” katanya, memulai obrolan, di Karawang, Senin (07/06/21).
Dilanjutkan dia, dari Taman Kanak-kanak (TK), dirinya telah mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Wildan Nihayatul Amal. Di pondok ini, Riqi digojlok hingga jadi penghafal Alquran.
“TK sampai SMP, saya di Karawang, di Tarbiatul Wildan Amal. Saya selesai menghafal Alquran, Kelas 5 SD,” jelasnya.
Setelah lulus menjadi penghafal Alquran di Pondok Pesantren Tarbiatul Wildan Amal, Karawang, Riqi mendalami lagi ilmu agamanya di Pondok Pesantren Madrasatul Quran Tebuireng, Jombang.
“Pas SMA itu, saya hijrah ke Madrasatul Quran Tebuireng, Jombang, Madrasah Aliyah (MA). Setelah selesai SMA, saya baru ke Jakarta. Di Ciputat, saya sampai menikah. Sampai sekarang,” terangnya.
Perjalanan hidup sebagai penghafal Alquran membuka jalan bagi Riqi untuk lebih memperdalam lagi ilmunya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat.
Di sini, dia tidak hanya semakin matang dalam ilmu agama. Tetapi juga ilmu pengetahuan lainnya. Di kampus ini juga, dia bertemu dengan istrinya. Saat ini, sang istri tengah hamil besar 9 bulan.
“Bertemu istri di kampus. Doain saja, lagi mengandung. Ya, satu ini, anak pertama. Sudah sembilan bulan,” sambungnya.
Lulus S1, Riqi meneruskan pendidikan S2 dan lulus. Semuanya dijalani dengan suka cita dan mendapat beasiswa karena hafalan Alquran dan pengetahuan ilmu agama yang terus ditekuninya itu.
“S2 saya beasiswa dari pemerintah Jawa Barat. S1 juga seperti itu, dan banyak ikut lomba dari hafal Alquran. Saya pergi umrah juga dari hafalan Alquran. Ada banyak sekali manfaatnya,” ungkapnya.
Kehidupan rumah tangga sejak 2019, membuat Riqi mandiri. Dia lalu mengajar homeschooling di An Nashr Islamic School, Ciputat, dan menumpang tinggal di rumah mertua, Jurangmangu Timur.
Saat pembukaan calon imam masjid di UEA dibuka, Riqi sudah mulai melirik. Tetapi, saat seleksi pertama dibuka dirinya absen. Baru pada peluang yang kedua, dirinya ikut mendaftarkan diri.
Melihat kemampuan Riqi, tidak sulit bagi dirinya untuk mengikuti ujian seleksi. Dari sekira 200 orang calon imam yang mendaftar dari seluruh Indonesia, Riqi berhasil lolos dan terpilih sebagai imam.
Namanya tercatat dalam daftar 27 orang asal Indonesia yang akan berdakwah di UEA. Jika tidak ada aral melintang, bulan Juni 2021 ini Riqi akan terbang ke UEA.
“Mudah-mudahan saya bisa ikut melihat lahiran. Tetapi kalaupun harus pergi, keluarga dan istri sudah rela, karena ini kesempatan emas, dan saya bisa lebih mengembangkan diri lagi,” sambungnya.
Selama tiga bulan pertama di UAE, akan menjadi masa-masa berat bagi Riqi. Pada periode pertamanya di Tanah Arab itu, Riqi akan berkeliling masjid di UAE.
Tidak hanya soal beradaptasi dengan dunia Arab, yang terberat, Riqi harus menahan rindu bercengkrama dengan anak pertamanya yang baru lahir. Tetapi, cobaan itu berlangsung tiga bulan saja.
“Untuk tiga bulan pertama kita keliling masjid di sana, jadi untuk penempatan belum pasti. Tapi selama 3 bulan awal itu kita pindah-pindah masjid,” jelasnya.
Selanjutnya, Riqi akan membawa istri dan anak mereka tinggal bersama di UAE selama dua tahun. Rumah tanggal, asuransi pendidikan dan kesehatannya sekeluarga, dijamin oleh pihak UAE.
“Ya, jadi kontraknya itu dua tahun. Mulai dari keberangkatan bulan Juni ini. Tugasnya nanti jadi imam masjid salat wajib, salat Jumat, dan khatib,” tukasnya.
Sumber: okezone
Discussion about this post