SEKATO.ID, KERINCI — Di tengah hiruk pikuk aktivitas masyarakat, sebuah kisah haru datang dari ruang IGD RSU Mayjen H. A. Thalib Kota Sungai Penuh. Mustapa, seorang warga kurang mampu, mengalami luka berat di bagian kaki akibat kecelakaan saat menggunakan mesin rumput. Dalam kondisi kritis dan penuh rasa sakit, Mustapa hanya bisa pasrah—tanpa BPJS, tanpa biaya, dan tanpa kepastian pengobatan.
Namun takdir berkata lain. Kabar tentang penderitaan Mustapa sampai ke telinga Wakil Bupati Kerinci, Murison. Tanpa banyak bicara, beliau langsung mengunjungi Mustapa di rumah sakit. Tatapan matanya memancarkan kepedulian, dan tanpa ragu, beliau memegang tangan Mustapa, menyampaikan dukungan moril dan doa.
Tak hanya berhenti di sana, orang nomor Dua di Bumi Sakti Alam Kerinci ini, langsung menyelesaikan seluruh urusan administrasi rumah sakit, memastikan Mustapa mendapatkan perawatan medis yang layak dan menyeluruh. Sikap tanggap dan penuh empati ini menjadi bukti nyata bahwa kehadiran seorang pemimpin bukan hanya di balik meja, tapi di tengah-tengah rakyat yang sedang terluka.
“Kita tidak bisa membiarkan ada warga yang terabaikan hanya karena tidak mampu membayar. Pemerintah hadir untuk semua, terlebih di saat genting seperti ini,” ucap Murison dengan suara penuh ketegasan namun lembut.
Aksi cepat Murison ini pun menuai pujian dari warga Kerinci. Seorang warga setempat, ibu Rahma (45), mengungkapkan rasa harunya. “Pak Wabup benar-benar pemimpin yang peduli. Beliau langsung datang dan bantu tanpa pikir panjang. Semoga Allah membalas kebaikannya,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, M. Rafiq, warga lain yang menyaksikan langsung di rumah sakit mengatakan. “Di zaman sekarang, jarang ada pejabat yang turun langsung seperti ini. Beliau bukan hanya pejabat, tapi sosok ayah bagi rakyatnya.”
Langkah kemanusiaan yang ditunjukkan Wakil Bupati Kerinci ini menjadi secercah harapan di tengah kesulitan, mengingatkan kita bahwa kasih dan kepedulian tak mengenal jabatan. Uluran tangan di saat yang tepat tidak hanya menyelamatkan tubuh, tapi juga memelihara martabat dan menyalakan kembali harapan yang sempat padam.
(Rgk)
Discussion about this post