SEKATO.ID – Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof Komarudin meminta penyusun Peta Jalan Pendidikan (PJP) 2020-2035 dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak meninggalkan akar budaya dan identitas bangsa Indonesia. Menurutnya Peta Jalan Pendidikan harus tetap dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
“Idealnya tidak boleh mencabut akar budaya bangsa, apalagi identitas bangsa, tidak boleh, itu akan layu sebelum berkembang kalau meninggalkan identitas bangsa,” ujar Komarudin, Jumat, 12 Maret 2021 dilansir dari republika.co.id.
Komarudin menyadari jika pendidikan perlu menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi saat ini maupun yang akan terjadi di masa depan, termasuk juga persaingan global. Ia menekankan peta jalan pendidikan tidak boleh mengabaikan hal-hal yang bersifat fundamental dari budaya bangsa Indonesia itu sendiri. Karena itu, mulai dari landasan filosofis, sosiologis, historis, yuridis, tuntutan atau kebutuhan harus berlandaskan budaya bangsa.
“Jadi menurut saya harus ke sana, tidak mesti harus mengikuti pola yang ada di luar negeri. Jadi bagaimanapun kita akar budaya berbeda dengan mereka, tapi bahwa kita harus dipacu untuk cepat berkembang dan sebagainya itu sebuah keharusan juga, tinggal bagaimana diimplementasikan,” tuturnya.
Komarudin berharap, dalam pembahasan Prakonsep PJP 2020-2035, Kemendikbud melibatkan berbagai stakeholder, termasuk dari unsur perguruan tinggi. Hal ini untuk memastikan PJP lebih komprehensif dan mengakomodasi tantangan-tantangan pendidikan di masa depan.
“Pada prinsipnya semua stakeholder itu harus dilibatkan agar PJP ini bisa lebih komprehensif apalagi nanti akan dituangkan dalam bentuk UU agar tidak ada kontroversi seperti frasa agama kemarin,” ungkapnya.
Hingga saat ini UNJ belum dimintai masukan terkait Prakonsep PJP, sehingga ia belum mengetahui detil mengenai draft peta jalan pendidikan tersebut. Namun, ia memastikan UNJ siap memberi masukan agar PJP lebih komprehensif.
Discussion about this post