• Sekato
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Redaksi
  • Perlindungan
  • BUDAYA
  • DAERAH
  • DUNIA
  • EKONOMI
  • HIBURAN
  • HUKUM
  • KOMUNITAS
  • LINGKUNGAN
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • PEMERINTAHAN
  • PLESIRAN
  • POLITIK
  • RAGAM
  • SAINS
Umum dan Segalanya
No Result
View All Result
Umum dan Segalanya
No Result
View All Result
  • BUDAYA
  • DAERAH
  • DUNIA
  • EKONOMI
  • HIBURAN
  • HUKUM
  • KOMUNITAS
  • LINGKUNGAN
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • PEMERINTAHAN
  • PLESIRAN
  • POLITIK
  • RAGAM
  • SAINS

Krisis Energi Dunia, Indonesia Salah Satu Negara yang Diuntungkan

Editor Ara Permana Putra
24/10/2021
in DUNIA, EKONOMI, NASIONAL, PEMERINTAHAN, RAGAM, SAINS
A A
0
PostTweetSendShareScan

SEKATO.ID | JAKARTA – Krisis energi global diprediksi mengancam pemulihan ekonomi dunia. Krisis energi diprediksi akan berdampak pada kenaikan permintaan minyak sebesar 500.000 barel per hari (bph).

Selain itu juga ada ancaman inflasi yang bisa terjadi. Lalu apa hubungannya dengan Indonesia? Apakah Indonesia akan diuntungkan? Berikut fakta-fakta yang dikumpulkan Okezone terkait krisis energi yang melanda dunia saat ini, Minggu (24/10/2021):

1.Indonesia Diuntungkan Krisis Energi Dunia

Indonesia boleh bangga karena memiliki sumber daya alam (SDA) yang kaya. Di negara-negara Eropa dan China, krisis energi tengah melanda. Namun, di Indonesia berbagai macam sumber energi telah tersedia sehingga dapat mengambil peluang dari kejadian ini.

“Kita diuntungkan karena harga komoditas naik,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Harga komoditas energi yang naik itu antara lain kelapa sawit, batu bara, nikel, dan tembaga. Presiden Jokowi berharap hal ini membuat daerah penghasil komoditas-komoditas tersebut senang dan perekonomian dapat merangkak naik.

Baca juga

No Content Available

“Saya kira daerah yang miliki sawit, batu bara, senang semuanya, atau yang miliki nikel, tembaga, semua senang, karena ekonomi daerah penghasil komoditas itu pasti akan merangkak naik, Insya Allah merangkak naik,” katanya.

2.China: Batu bara dan kertas

Sebuah “badai yang sempurna” di China tengah menerpa konsumer dan pelaku usaha di dalam dan luar negeri. Ini memengaruhi pasokan segalanya, mulai dari kertas, makanan, tekstil, dan mainan hingga chip iPhone, kata Dr Michal Meidan dari Institut Studi Energi Oxford.

Ia menyebut barang-barang ini “mungkin akan kekurangan pasokan pada Natal tahun ini”.

Masalah utamanya berasal dari krisis listrik, di mana lebih dari 20 provinsi di negara itu mengalami pemadaman listrik. Lebih dari separuh listrik di China berasal dari batu bara, yang harganya sedang melonjak di seluruh dunia.

Biaya ini tidak dapat dibebankan ke konsumen China karena batasan harga yang ketat, sehingga perusahaan energi mengurangi output.

Produksi batu bara juga dipengaruhi oleh pemeriksaan keamanan di tambang, aturan lingkungan yang lebih ketat, dan banjir baru-baru ini, kata Dr Meidan. Artinya, meskipun permintaan barang-barang China melonjak, pabrik-pabrik telah diminta untuk mengurangi penggunaan energi atau tutup selama beberapa hari.

3.Amerika Serikat: Mainan dan tisu toilet

Pada Natal nanti, “ada beberapa hal yang tak bisa dimiliki oleh orang banyak,” demikian peringatan seorang pejabat Gedung Putih. Stok mainan akan terdampak, demikian halnya kebutuhan pokok seperti tisu toilet dan air kemasan, baju baru dan makanan hewan peliharaan.

Sebagian dari penyebabnya adalah kemacetan di pelabuhan AS. Empat dari 10 kontainer pengiriman yang memasuki AS hanya melalui dua pelabuhan – di Los Angeles dan Long Beach, California.

Pada suatu hari di bulan September silam, sebanyak 73 kapal terpaksa mengantri di luar pelabuhan Los Angeles. Padahal, sebelum Covid, kapal-kapal itu tak biasanya mengantri. Kedua pelabuhan ini kini beroperasi penuh untuk mengurai kemacetan pasokan kebutuhan sehari-hari warga AS.

Dalam beberapa kasus, kekurangan pasokan juga disebabkan oleh masalah berkaitan dengan Covid di negara lain.

Produsen peralatan olahraga AS, Nike, misalnya, banyak memproduksi produknya di negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, di mana pabrik-pabrik terpaksa tutup karena pandemi. Bahkan ketika barang itu bisa diproduksi, pendistribusian barang-barang itu ke penjual retail menjadi kian terkendala, kaya Prof Willy Shih dari Harvard Business School.

Dikatakan, ada lonjakan pengeluaran oleh konsumen AS, tetapi gangguan produksi di pabrik, pelabuhan dan jaringan jalan dan kereta api yang “kelebihan beban” telah menciptakan kemacetan, katanya.

4.India: mobil dan chip komputer

Produsen mobil terbesar di India, Maruti Suzuki, mengalami penurunan produksi, sebagian karena kekurangan pasokan chip komputer secara global. Chip ini digunakan untuk mengatur sejumlah fitur seperti suplai mesin dan pengereman darurat. Kekurangan tersebut didorong oleh gangguan terkait pandemi di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan.

Permintaan global untuk chip – yang juga digunakan di ponsel dan komputer – sudah meningkat sebelum pandemi, karena adopsi teknologi 5G.

Pergeseran kerja dari kantor ke kerja dari rumah menyebabkan peningkatan permintaan lainnya, karena orang membutuhkan laptop atau webcam untuk bekerja Kekurangan pasokan komponen di India itu diperparah dengan kendala di sektor energi yang dialami negara itu. Stok batu bara semakin menipis.

Sementara perekonomian menggeliat setelah gelombang kedua Covid-19 yang mematikan di India, yang menyebabkan peningkatan permintaan energi. Namun harga batu bara global meningkat dan impor India mengalami penurunan.

Dampaknya telah meluas, kata Zohra Chatterji, mantan Chief of Coal India Limited. Seluruh sektor manufaktur – semen, baja, konstruksi – semuanya terkena dampak begitu ada kekurangan batu bara.” Warga India akan terkena juga, kata para ahli, karena kenaikan harga listrik. Inflasi yang tinggi juga menyebabkan harga kebutuhan pokok seperti makanan dan minyak sudah naik.

5.Brasil: Kopi dan air

Krisis air yang terjadi di Brasil selama hampir satu abad dianggap sebagai salah satu penyebab panen kopi yang gagal tahun ini. Dikombinasikan dengan salju dan siklus panen alami, kekeringan berkontribusi pada penurunan yang signifikan dalam produksi kopi. Tantangan bagi produsen kopi diperburuk oleh biaya pengiriman yang tinggi dan kekurangan kontainer.

Kenaikan biaya dari produsen kopi akan diteruskan ke kafe-kafe di seluruh dunia, karena Brasil adalah produsen dan pengekspor kopi terbesar. Dengan sebagian besar energi listrik negara itu berasal dari pembangkit listrik tenaga air dari bendungan, kekurangan air akan membawa dampak langsung pada pasokan energi Brasil, Seiring dengan melonjaknya biaya energi, otoritas Brasil meminta warganya untuk membatasi penggunakan listrik demi menghindari penjatahan.

Menteri energi Brasil mengatakan instansi pemerintah telah diminta untuk mengurangi penggunaaan listriknya sebanyak 20%, menurut laporan Washington Post.

6.Nigeria: gas untuk memasak

Nigeria mengalami kekurangan pasokan Liquefied Natural Gas (LNG), yang utamanya digunakan untuk keperluan memasak. Padahal, negara itu memiliki cadagan gas bumi terbesar di Afrika. Harga LNG melonjak 6% antara April dan Juli, membuatnya tak bisa dibeli oleh kebanyakan warga Nigeria.

Sebagai akibatnya, rumah tangga dan usaha beralih ke arang atau kayu untuk memasak. Salah satu penyebab tingginya harga gas adalah kekurangan pasokan secara global, sebab Nigeria masih bergantung pada LNG yang diimpor.

Situasi ini tampaknya diperburuk oleh penurunan nilai mata uang dan penerapan pajak terhadap LNG. Para pakar memperingatkan bahwa kekurangan pasokan ini akan berimplikasi pada kesehatan dan lingkungan, seiring dengan banyaknya warga yang beralih ke bahan bakar alternatif yang lebih murah, tapi berbahaya.

7.Lebanon: Air dan obat-obatan

Muncul kekhawatiran tentang adanya kekurangan pasokan air, obat-obatan dan bahan bakar di Lebanon. Selama 18 bulan terakhir, negara ini mengalami krisis ekonomi, yang membuat tiga perempat populasi negara itu di ambang kemiskinan, melumpuhkan mata uang dan memicu demonstrasi besar-besaran menentang pemerintah dan sistem politik Lebanon.

Perekonomian Lebanon sudah bermasalah sebelum Covid melanda, namun pandemi memperburuk keadaan. Kekurangan bahan bakar telah menyebabkan pemadaman listrik yang semakin sering, membuat bisnis dan keluarga bergantung pada generator diesel listrik yang mahal jika mereka mampu membelinya.

Pada bulan Agustus, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Lebanon Najat Rochd berkata dia sangat prihatin dengan dampak krisis bahan bakar pada akses ke perawatan kesehatan dan pasokan air bagi jutaan orang di Lebanon.

Sumber: okezone.com

Tags: krisis energi dunia
Previous Post

Cisco: 33 Persen UKM di Indonesia Alami Insiden Siber pada Satu Tahun Terakhir ini

Next Post

Rapat Paripurna dalam Rangka Ulang Tahun Kabupaten Muaro Jambi ke-22

Artikel terkait

DAERAH

Diklaim Jadi Corong Rakyat, Tapi Tak Jelas Wujudnya, Posko Aduan Dedek Kusnadi Disorot

18/06/2025
2k
DAERAH

Dermaga Apung Resmi Diserahkan, Ketua DPRD Dorong Pengembangan Wisata Danau Sipin

18/06/2025
2k
DAERAH

Ungkapkan 11 Program Unggulan, Walikota Jambi Bicarakan Pelayanan Publik di Forum Nasional

18/06/2025
2k
DAERAH

Walikota Maulana Tegaskan Aksi Nyata Kota Jambi Terapkan Sistem Pengelolaan Sampah

18/06/2025
2k
PEMERINTAHAN

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal, Pemkot Jambi dan Kemenkumham Percepat Legalisasi Koperasi Merah Putih

18/06/2025
2k
Next Post

Rapat Paripurna dalam Rangka Ulang Tahun Kabupaten Muaro Jambi ke-22

Pengajuan Dispensasi Nikah Dibawah Umur di Pengadilan Agama Sarolangun Tinggi

Kopi Arabica Asal Kerinci Juara di KKSI XIII 2021

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pramono. (Foto: Pemprov Jateng)

Versi Poltracking Indonesia: Elektabilitas Cakal Capres 2024, Ganjar Lebih Tinggi Daripada Cak Imin

Presiden Turki, Tayyip Erdogan. (Foto: Dok. AP Via VOA)

Erdogan Nyatakan "Persona Non Grata" ke 10 Kedubes di Negaranya

Discussion about this post

Iklan

Kalender

June 2025
SMTWTFS
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930 
« May    

Populer

  • Satu Tahun Wafat Putra Bungsunya, Fasha Resmikan Masjid Muhammad Fabiansyah Putra

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Milad ke 25, KAMMI Silampari Gelar Sejumlah Rangkaian Kegiatan

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Wow! SMAN 1 Tanjabbar Gelar Acara yang Diduga “Dugem” ala Diskotik

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Aturan Pakai Vitamin Generos pada Anak

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • 12 Jam Lebih Jalan di Mandiangin Ditutup Pengguna Jalan Desak Kapolda dan Gubernur Jambi Turun Tangan

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Sepak Terjang Nathaniel Zebua, Pelajar Asal Jambi yang Masuk Timnas U17

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Breaking News !!! Sekda Tanjab Barat Kecelakaan di Betung Alami Sejumlah Luka

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Efek Samping Generos pada Anak

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Breaking News !!
    Sempat Hilang Beberapa Hari, Mahasiswi STAI Kualatungkal Ditemukan di Pekanbaru

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Breaking News: Geger Warga Semerap Ditemukan Gantung Diri, Ini Pesan Terakhir ke Istri

    332 shares
    Share 133 Tweet 83

DISCLAIMER | KODE ETIK | PEDOMAN MEDIA SIBER | REDAKSI | SOP PERLINDUNGAN WARTAWAN

© 2024 SEKATO.ID - Jalan HM Yusuf Singedekane, Lorong Purnawira, No 7, RT 21, Telanaipura, Kota Jambi. Kode Pos 36122. Developed by Ara.

  • Sekato
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Redaksi
  • Perlindungan

© 2020 Sekato - Jalan HM Yusuf Singedekane, Lorong Purnawira, No 7, RT 21, Telanaipura, Kota Jambi. Kode Pos 36122. Developed by Ara.